Media Inggris ulas amburadulnya bonbin Surabaya

Jum'at, 27 Desember 2013 - 17:17 WIB
Media Inggris ulas amburadulnya bonbin Surabaya
Media Inggris ulas amburadulnya bonbin Surabaya
A A A
Sindonews.com – Kebun Binatang (bonbin) Surabaya menjadi sorotan media Inggris. Selain karena banyaknya jumlah satwa yang mati, bonbin Surabaya juga diulas karena pengelolaan yang amburadul, di mana sejumlah satwa diperlakukan kejam.

Adalah Daily Mail, media Inggris, pada Kamis (27/12/2013), menjadikan amburadulnya bonbin Surabaya sebagai berita utama. Gajah dibelenggu, unta kelaparan, ratusan satwa berdesakan dalam satu kandang, dan banyaknya satwa yang mati menjadi ulasan utama media itu.

Media itu menyebut, bonbin Surabaya sebagai bonbin terburuk di dunia. Gajah dengan kondisi kaki dirantai sehingga tidak bisa bergerak bebas dipotret secara detail. Mantan keeper atau pawing satwa bonbin Surabaya kepada media itu mengatakan, lebih dari 50 satwa mati dalam tiga bulan terakhir.

Selain itu, beberapa unggas langka juga dipotret dengan kondisi tersiksa. Di mana, salah satunya, seekor burung langka yang tidak bisa bebas mengepakkan sayapnya, karena kandang terlalu sempit.

”Lebih dari 50 satwa mati di sini dalam tiga bulan terakhir,” tulis media itu, mengutip keterangan Tony Sumampau, mantan anggota tim manajemen sementara Kebun Binatang Surabaya. Tony akhirnya meninggalkan bonbin itu karena putus asa.

Pengelola bonbin juga disebut media itu, lebih mementingkan pengelolaan bisnis kios makanan dan minuman, ketimbang mengurus satwa-satwa yang menderita. Bonbin Surabaya dibuka pada tahun 1916, yang kala itu Surabaya di bawah pimpinan Kolonial Belanda.

Sebuah laporan tim independen dari Kementerian Kehutanan Indonesia sudah menyerukan agar satwa-satwa di bonbin Surabaya dipindahkan ke bonbin lain. Tapi, seruan itu diabaikan. Kebun binatang lain pun enggan mengambil satwa-satwa dari bonbin Surabaya karena takut membawa penyakit.

Bonbin Surabaya sejatinya pernah jadi sorotan dunia pada tahun 2012. Kala itu, ditemukan jerapah yang mati karena di perutnya, ada sekitar 20 kilogram kantong plastik.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6953 seconds (0.1#10.140)
pixels