Aktivis topless ancam beraksi di Betlehem
A
A
A
Sindonews.com - Aktivis Femen yang dikenal dengan aksi topless alias telanjang dada menebar ancaman akan beraksi pada perayaan Natal. Tidak tanggung-tanggung, ancaman aksi telanjang dada itu ditujukan untuk tanah kelahiran Yesus, di Betlehem.
Meskipun aksi di Betlehem tidak jelas ditujukan kepada siapa, namun, para aktivis topless itu, menyebut, aksi mereka untuk memprotes lembaga agama yang dianggap ikut melegitimasi penindasan terhadap perempuan .
Pekan lalu, pimpinan aktivis Femen, Inna Shevchenko, mengatakan, Betlehem menjadi target mereka selanjutnya. ”Betlehem bisa menjadi tempat bagi kita untuk menyerang. Kota yang durhaka ini bisa melihat payudara yang telanjang dari Femen,” katanya, seperti dikutip Al-Bawaba, Kamis (26/12/2013).
Ancaman itu disampaikan saat beraksi di Kota Vatikan. Aktivis topless itu berlari di Kota Vatikan sambil berteriak ”Natal dibatalkan”. Sedangkan di dadanya ditulis; “Kelahiran Yesus dibatalkan.”
Menurutnya, tanah suci Betelehem jadi sasaran aktivis Femen, karena dianggap tidak memberi mereka perdamaian.
Nagham Yassin, seorang aktivis hak-hak perempuan dari Yerusalem, mengatakan, dia setuju dengan beberapa pemikiran aktivis topless itu. Namun, dia tetap tidak sepakat, jika aksinya dilakukan di Gereja Nativity, Betlehem.
”Tidak apa-apa mereka protes,” ujarnya.”Tapi orang-orang (di Gereja) mengekspresikan kebebasan beragama mereka. (Femen) tidak memiliki hak untuk protes di tempat ini, di Palestina atau di negara lain,” lanjut dia.
Meskipun aksi di Betlehem tidak jelas ditujukan kepada siapa, namun, para aktivis topless itu, menyebut, aksi mereka untuk memprotes lembaga agama yang dianggap ikut melegitimasi penindasan terhadap perempuan .
Pekan lalu, pimpinan aktivis Femen, Inna Shevchenko, mengatakan, Betlehem menjadi target mereka selanjutnya. ”Betlehem bisa menjadi tempat bagi kita untuk menyerang. Kota yang durhaka ini bisa melihat payudara yang telanjang dari Femen,” katanya, seperti dikutip Al-Bawaba, Kamis (26/12/2013).
Ancaman itu disampaikan saat beraksi di Kota Vatikan. Aktivis topless itu berlari di Kota Vatikan sambil berteriak ”Natal dibatalkan”. Sedangkan di dadanya ditulis; “Kelahiran Yesus dibatalkan.”
Menurutnya, tanah suci Betelehem jadi sasaran aktivis Femen, karena dianggap tidak memberi mereka perdamaian.
Nagham Yassin, seorang aktivis hak-hak perempuan dari Yerusalem, mengatakan, dia setuju dengan beberapa pemikiran aktivis topless itu. Namun, dia tetap tidak sepakat, jika aksinya dilakukan di Gereja Nativity, Betlehem.
”Tidak apa-apa mereka protes,” ujarnya.”Tapi orang-orang (di Gereja) mengekspresikan kebebasan beragama mereka. (Femen) tidak memiliki hak untuk protes di tempat ini, di Palestina atau di negara lain,” lanjut dia.
(mas)