AS lempar kasus penyadapan ke China
A
A
A
Sindonews.com - Washington dinilai ingin mengalihkan kasus penyadapan global National Security Agency (NSA) yang dikecam berbagai negara. Caranya, Pemerintah Amerika Serikat mulai menyalahkan China dengan tuduhan memata-matai AS dan Uni Eropa.
”Keterangan semacam ini konyol,”kata Jiang Xiaoyan, juru bicara duta China untuk Uni Eropa, seperti dikutip Xinhua, Selasa (24/12/2013). Menurutnya, AS berupaya menggeser objek yang disalahkan kepada China, dengan menuduh AS yang dimata-matai China.
”Kami berharap pihak-pihak terkait menganggapnya (penyadapan NSA) serius dan benar-benar mengatasi masalah itu sendiri. Bukannya mencoba untuk mengalihkan kekhawatiran masyarakat internasional dengan membuat tuduhan tidak profesional dan tidak bertanggung jawab,”lanjut juru bicara itu.
Ketua Komite Intelijen Kongres AS, Mike Rogers, mengatakan, China menyadap komputer perusahaan-perusahaan Eropa dan AS. Kongres AS juga mengklaim, biaya spionase China senilai USD400 miliar.
Namun, Glyn Ford, seorang politisi veteran yang menjabat sebagai anggota Parlemen Eropa, menyebut, tindakan AS itu hanya menyalahkan korban yang seolah-olah dianggap sebagai pelaku. “AS itu telah memata-matai seluruh dunia, bukan sebaliknya,” katanya.
”Keterangan semacam ini konyol,”kata Jiang Xiaoyan, juru bicara duta China untuk Uni Eropa, seperti dikutip Xinhua, Selasa (24/12/2013). Menurutnya, AS berupaya menggeser objek yang disalahkan kepada China, dengan menuduh AS yang dimata-matai China.
”Kami berharap pihak-pihak terkait menganggapnya (penyadapan NSA) serius dan benar-benar mengatasi masalah itu sendiri. Bukannya mencoba untuk mengalihkan kekhawatiran masyarakat internasional dengan membuat tuduhan tidak profesional dan tidak bertanggung jawab,”lanjut juru bicara itu.
Ketua Komite Intelijen Kongres AS, Mike Rogers, mengatakan, China menyadap komputer perusahaan-perusahaan Eropa dan AS. Kongres AS juga mengklaim, biaya spionase China senilai USD400 miliar.
Namun, Glyn Ford, seorang politisi veteran yang menjabat sebagai anggota Parlemen Eropa, menyebut, tindakan AS itu hanya menyalahkan korban yang seolah-olah dianggap sebagai pelaku. “AS itu telah memata-matai seluruh dunia, bukan sebaliknya,” katanya.
(mas)