Setelah 18 bulan, Bolivia-Paraguay pulihkan hubungan diplomatik
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Bolivia dan Paraguay mengumumkan bahwa mereka sepakat untuk kembali membangun hubungan bilateral dan mengakhiri pembekuan hubungan diplomatik yang telah berlangsung selama 18 bulan terakhir. Pengumuman tersebut disampaikan setelah Presiden Bolivia Evo Morales menerima kunjungan singkat yang dilakukan Presiden Paraguay Horacio Cartes ke Bolivia, Jumat (7/12/2013).
"Kami telah memulai kembali hubungan diplomatik," ungkap Cartes kepada awak media. "Kedepannya hari-hari yang indah dan produktif terbentang bagi dua negara tentangga Amerika Selatan," imbuhnya. Cartes melanjutkan, Bolivia dan Paraguay saling membutuhkan. "Paraguay akan meningkatkan hubungan bilateral dengan Bolivia," janji Cartes.
Cartes mengungkapkan, kunjungan kali ini membangun rasa saling percaya bagi kedua belah pihak untuk kembali menjalin kerjasama. "Mulai saat ini, rasa saling percaya antara Presiden Bolivia dan Presiden Paraguay telah kembali," imbunya.
Pemutusan hubungan diplomatik terjadi setelah pemecatan Presiden Paraguay sebelumnya, Fernando Lugo. Presiden yang cenderung berhaluan kiri ini diberhentikan oleh anggota kongres yang merupakan kelompok sayap kanan.
Sebagai bentuk penentangan atas hal tersebut, Morales menyebut hal itu sebagai sebuah kudeta legislatif. Buntutnya, Pemerintah Bolivia menarik duta besarnya untuk Paraguay.
Normalisasi hubungan Bolivia dan Paraguay terlihat setelah Pemerintah Paraguay menggelar pemilu pada April lalu. Saat itu, Cartes memenangkan pemilu setelah berhasil mengantongi 45,95 persen suara.
"Kami telah memulai kembali hubungan diplomatik," ungkap Cartes kepada awak media. "Kedepannya hari-hari yang indah dan produktif terbentang bagi dua negara tentangga Amerika Selatan," imbuhnya. Cartes melanjutkan, Bolivia dan Paraguay saling membutuhkan. "Paraguay akan meningkatkan hubungan bilateral dengan Bolivia," janji Cartes.
Cartes mengungkapkan, kunjungan kali ini membangun rasa saling percaya bagi kedua belah pihak untuk kembali menjalin kerjasama. "Mulai saat ini, rasa saling percaya antara Presiden Bolivia dan Presiden Paraguay telah kembali," imbunya.
Pemutusan hubungan diplomatik terjadi setelah pemecatan Presiden Paraguay sebelumnya, Fernando Lugo. Presiden yang cenderung berhaluan kiri ini diberhentikan oleh anggota kongres yang merupakan kelompok sayap kanan.
Sebagai bentuk penentangan atas hal tersebut, Morales menyebut hal itu sebagai sebuah kudeta legislatif. Buntutnya, Pemerintah Bolivia menarik duta besarnya untuk Paraguay.
Normalisasi hubungan Bolivia dan Paraguay terlihat setelah Pemerintah Paraguay menggelar pemilu pada April lalu. Saat itu, Cartes memenangkan pemilu setelah berhasil mengantongi 45,95 persen suara.
(esn)