Presiden Israel: Lebih mudah membunuh Arafat dengan peluru
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Israel Shimon Peres menolak teori yang menyebutkan bahwa mendiang Yasser Arafat tewas karena diracuni, Selasa (26/11/2013). Peres mengatakan, penembakan merupakan cara yang lebih mudah untuk menghabisi seorang pemimpin Palestina.
"Saya tidak percaya," ungkap Peres dalam sebuah wawancara dengan Excelsior, harian Meksiko, jelang kunjunganya ke Meksiko.
"Jika seseorang ingin mengingkirkan Arafat, cara yang lebih mudah adalah dengan menggunakan peluru," ujar Peres.
Para ilmuwan Swiss yang melakukan tes pada barang-barang milik bekas pemimpin Palestina, telah mengungkap temuan terbaru mereka yang menguatkan dugaan bahwa Arafat meninggal karena diracuni polonium, Kamis (7/11/2013).
Tim ahli telah meneliti misteri kematian Arafat, November 2012 lalu dengan membongkar makam Arafat di Tepi Barat, Kota Ramallah. Mereka juga mengambil sampel dari tubuh Arafat untuk mencari bukti dugaan bahwa Arafat keracunan polonium, salah satunya tulang Arafat dan tanah di sekitar jenazahnya.
Menurut Profesor Paddy Regan, ilmuwan bidang radiasi di University of Surrey di Inggris, yang tidak terlibat dalam penyelidikan, meyakini, hipotesis para peneliti kematian Arafat adalah valid. "Mereka mengatakan bahwa hipotesis Arafat diracun dengan polonium -210 adalah valid dan belum terbukti tidak benar oleh data. Namun, mereka tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa dia dibunuh,” katanya.
"Serangkaian asumsi telah dibuat untuk memastikan berapa banyak polonium – 210 yang mengendap ke tubuh Arafat pada saat kematiannya," imbuhnya.
"Saya tidak percaya," ungkap Peres dalam sebuah wawancara dengan Excelsior, harian Meksiko, jelang kunjunganya ke Meksiko.
"Jika seseorang ingin mengingkirkan Arafat, cara yang lebih mudah adalah dengan menggunakan peluru," ujar Peres.
Para ilmuwan Swiss yang melakukan tes pada barang-barang milik bekas pemimpin Palestina, telah mengungkap temuan terbaru mereka yang menguatkan dugaan bahwa Arafat meninggal karena diracuni polonium, Kamis (7/11/2013).
Tim ahli telah meneliti misteri kematian Arafat, November 2012 lalu dengan membongkar makam Arafat di Tepi Barat, Kota Ramallah. Mereka juga mengambil sampel dari tubuh Arafat untuk mencari bukti dugaan bahwa Arafat keracunan polonium, salah satunya tulang Arafat dan tanah di sekitar jenazahnya.
Menurut Profesor Paddy Regan, ilmuwan bidang radiasi di University of Surrey di Inggris, yang tidak terlibat dalam penyelidikan, meyakini, hipotesis para peneliti kematian Arafat adalah valid. "Mereka mengatakan bahwa hipotesis Arafat diracun dengan polonium -210 adalah valid dan belum terbukti tidak benar oleh data. Namun, mereka tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa dia dibunuh,” katanya.
"Serangkaian asumsi telah dibuat untuk memastikan berapa banyak polonium – 210 yang mengendap ke tubuh Arafat pada saat kematiannya," imbuhnya.
(esn)