Hubungan retak, menteri Australia: RI tetap sekutu
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Imigrasi Australia, Scott Morrison, menegaskan Indonesia tetap sekutu Australia dalam penanganan penyelundupan manusia. Klaim itu muncul di tengah retaknya hubungan diplomatik kedua negara.
Pekan lalu, Pemerintah Indonesia menegaskan, telah menarik diri dari kesepakatan berbagi informasi setelah tuduhan penyadapan ponsel presiden oleh intelijen Australia tahun 2009 terbongkar. Menurut Morrison, kedua negara terus berjuang bersama untuk mengatasi penyelundupan manusia.
”Dialog Operasional Tingkat (tinggi) terus berjalan,” kata Morisson, kepada Radio ABC, Senin (25/11/2013). Dia tidak menampik ada masalah kebuntuan diplomatik. Namun, otoritas di Indonesia terus memerangi praktik penyelundupan manusia.
”Petugas imigrasi (Indonesia) mengatakan mereka sudah ada arah (kebijakan) untuk menghentikan apa yang mereka sudah lakukan dalam hal beroperasi di bawah hukum mereka sendiri,” kata Morrison.
Menurutnya, tidak ada kedatangan kapal pencari suaka yang dilaporkan sejak pertikaian diplomatik pecah seminggu yang lalu. Sabtu pekan lalu, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan, dia sudah membalas surat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, dia merahasiakan isi surat balasannya itu.
”Surat itu sekarang dalam proses untuk disampaikan,” kata Abbott. ”Saya pikir itu akan salah, (jika) saya berbicara tentang apa yang telah saya katakan kepada presiden (SBY), sebelum presiden benar-benar menerima (surat balasan),” lanjut Abbott.
Sedangkan dari pihak istana, sampai saat ini belum membeberkan isi surat dari Abbott untuk Presiden Yudhoyono. Sejak ketegangan diplomatik pecah, Yudhoyono telah mengirim surat ke Abbott.
Dalam surat itu, Yudhoyono menuntut permintaan maaf Pemerintah Australia dan menjelaskan soal skandal penyadapan ponselnya, serta sembilan tokoh dan pejabat penting Indonesia pada 2009.
Pekan lalu, Pemerintah Indonesia menegaskan, telah menarik diri dari kesepakatan berbagi informasi setelah tuduhan penyadapan ponsel presiden oleh intelijen Australia tahun 2009 terbongkar. Menurut Morrison, kedua negara terus berjuang bersama untuk mengatasi penyelundupan manusia.
”Dialog Operasional Tingkat (tinggi) terus berjalan,” kata Morisson, kepada Radio ABC, Senin (25/11/2013). Dia tidak menampik ada masalah kebuntuan diplomatik. Namun, otoritas di Indonesia terus memerangi praktik penyelundupan manusia.
”Petugas imigrasi (Indonesia) mengatakan mereka sudah ada arah (kebijakan) untuk menghentikan apa yang mereka sudah lakukan dalam hal beroperasi di bawah hukum mereka sendiri,” kata Morrison.
Menurutnya, tidak ada kedatangan kapal pencari suaka yang dilaporkan sejak pertikaian diplomatik pecah seminggu yang lalu. Sabtu pekan lalu, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan, dia sudah membalas surat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, dia merahasiakan isi surat balasannya itu.
”Surat itu sekarang dalam proses untuk disampaikan,” kata Abbott. ”Saya pikir itu akan salah, (jika) saya berbicara tentang apa yang telah saya katakan kepada presiden (SBY), sebelum presiden benar-benar menerima (surat balasan),” lanjut Abbott.
Sedangkan dari pihak istana, sampai saat ini belum membeberkan isi surat dari Abbott untuk Presiden Yudhoyono. Sejak ketegangan diplomatik pecah, Yudhoyono telah mengirim surat ke Abbott.
Dalam surat itu, Yudhoyono menuntut permintaan maaf Pemerintah Australia dan menjelaskan soal skandal penyadapan ponselnya, serta sembilan tokoh dan pejabat penting Indonesia pada 2009.
(mas)