Netanyahu: Kesepakatan nuklir Iran kesalahan sejarah
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Israel menyebut kesepakatan antara Iran dengan P5+1 (Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia, Cina, Prancis dan Jerman) soal pengayaan program nuklir Iran sebagai kesalahan sejarah. Ungkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat menggelar pertemuan rapat kabinet mingguan, beberapa jam setelah kesepakatan itu tercapai, Minggu (24/11/2013) pagi.
"Apa yang telah disepekati tadi malam di Jenewa bukan sebuah perjanjian bersejarah melainkan kesalahan dalam sejarah," ungkap Netayahu seperti dilansir Jpost. "Hari ini, kondisi dunia akan lebih berbahaya karena rezim paling berbahaya bagi di dunia telah mengambil langkah signifikan untuk mendapatkan senjata paling berbahaya di dunia," terangnya.
Netayahu mengatakan, untuk pertama kalinya, negara kekuatan dunia menyetujui pengayaan uranium Iran dan disaat yang bersamaan juga menghapus sanksi yang telah bertahun-tahun dibebankan pada Iran. Kesepakatan itu mengancam beberapa pihak, termasuk Israel. Dalam beberapa minggu kedepan mereka akan menyingkirkan kesepakatan itu.
"Ini adalah sebuah kesepakatan buruk, memberikan apa yang Iran inginkan: pencabutan sebagian sanksi dan tetap menjaga bagian penting dari program nuklirnya. Perjanjian ini memungkinkan Iran untuk terus memperkaya uranium, meninggalkan sentrifugal di tempat dan memungkinkan mereka memproduksi fisil untuk membuat senjata nuklir," lanjutnya.
Netayahu mengatakan, kesepakatan itu tidak mengarah pada pembongkaran reaktor Arak, sebuah reaktor air besar yang sedang dibangun di sisi barat Teheran. Menurutnya, pemberian tekanan ekonomi lebih lanjut kepada Iran dapat menghasilkan sebuah kesepakatan lebih baik yang akan menyebabkan pembongkaran
kapasitas nuklir Iran.
Netayahu menegaskan, "Iran itu berkomitmen untuk menghancurkan Israel dan Israel punya hak untuk mempertahankan diri dari ancaman. Sebagai perdana menteri, saya pertegas, Israel tidak akan membiarkan Iran mengembangkan kemampuan nuklir militernya,"
"Apa yang telah disepekati tadi malam di Jenewa bukan sebuah perjanjian bersejarah melainkan kesalahan dalam sejarah," ungkap Netayahu seperti dilansir Jpost. "Hari ini, kondisi dunia akan lebih berbahaya karena rezim paling berbahaya bagi di dunia telah mengambil langkah signifikan untuk mendapatkan senjata paling berbahaya di dunia," terangnya.
Netayahu mengatakan, untuk pertama kalinya, negara kekuatan dunia menyetujui pengayaan uranium Iran dan disaat yang bersamaan juga menghapus sanksi yang telah bertahun-tahun dibebankan pada Iran. Kesepakatan itu mengancam beberapa pihak, termasuk Israel. Dalam beberapa minggu kedepan mereka akan menyingkirkan kesepakatan itu.
"Ini adalah sebuah kesepakatan buruk, memberikan apa yang Iran inginkan: pencabutan sebagian sanksi dan tetap menjaga bagian penting dari program nuklirnya. Perjanjian ini memungkinkan Iran untuk terus memperkaya uranium, meninggalkan sentrifugal di tempat dan memungkinkan mereka memproduksi fisil untuk membuat senjata nuklir," lanjutnya.
Netayahu mengatakan, kesepakatan itu tidak mengarah pada pembongkaran reaktor Arak, sebuah reaktor air besar yang sedang dibangun di sisi barat Teheran. Menurutnya, pemberian tekanan ekonomi lebih lanjut kepada Iran dapat menghasilkan sebuah kesepakatan lebih baik yang akan menyebabkan pembongkaran
kapasitas nuklir Iran.
Netayahu menegaskan, "Iran itu berkomitmen untuk menghancurkan Israel dan Israel punya hak untuk mempertahankan diri dari ancaman. Sebagai perdana menteri, saya pertegas, Israel tidak akan membiarkan Iran mengembangkan kemampuan nuklir militernya,"
(esn)