AS: Kesepakatan cegah Iran kembangkan senjata nuklir

Minggu, 24 November 2013 - 16:35 WIB
AS: Kesepakatan cegah...
AS: Kesepakatan cegah Iran kembangkan senjata nuklir
A A A
Sindonews.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengatakan, kesepakatan yang telah dicapai dalam program pengayaan nuklir Iran enam bulan ke depan akan membantu mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Kesepakatan tersebut menjadi sebuah kemajuan paling signifikan atas program nuklir Iran, selama dia menjabat menjadi presiden AS.

"Diplomasi membuka jalan menuju sebuah dunia yang lebih aman," ungkap Obama dalam pidato yang disiarkan langsung di seluruh AS, Minggu (24/11/2013), seperti dilansir Reuters. "Untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, kami telah menghentikan kemajuan nuklir Iran. Dan bagian terpenting dari program ini akan kembali diluncurkan," tambahnya.

Obama melanjutkan, di bawah perjanjian ini Iran tidak dapat mengunakan negosiasi untuk sebagai kedok untuk memajukan pogram nuklir mereka. Obama kemudian memperingatkan Iran agar tidak melanggar sejumlah ketentuan yang telah menjadi sekepakatan. "Mereka akan mencabut kelonggaran dan membuat mereka lebih tertekan," ancam Obama.

Menurut Obama, kesepakatan nuklir tersebut mencakup komitmen Iran untuk menghentikan pengayaan nuklir sampai pada tingkat tertentu dan menetralkan pengayaan nuklir yang telah menunjukan penyaan uranium murni lebih dari lima persen, yang diperlukan untuk membuat sebuah bom nuklir.

"Sebagai gantinya, mereka akan menghentikan reaktor plutonium dan sebuah akan dilakukan sebuah inspeksi baru dan Pemerintah Iran akan menyediakan akses lebih luas yang memungkinkan memungkinkan masyarakat internasional untuk memverifikasi apa Iran yang telah menjadi komitmen mereka," ungkap Obama.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry menggambarkan kesepakatan itu sebagai sebuah hal yang belum pernah terjadi selama perundingan nuklir Iran digelar. "Sebuah langkah awal, saya perjelas, bahwa kesepakatan tersebut tidak mengartikan bahwa Iran tidak memiliki hak untuk memperkaya uranium," ungkap Kerry.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6261 seconds (0.1#10.140)