Iran & kekuatan dunia berdebat soal hak pengayaan uranium
A
A
A
Sindonews.com – Pada perundingan nuklir Teheran Sabtu (23/11/2013) para diplomat dari Iran dan negara-negara kekuatan dunia (P5+1) berdebat soal hak Teheran untuk memperkaya uranium.
Di tengah perdebatan itu, para menteri luar negeri dari P5+1 berdatangan. Di antaranya, John Kerry (Menlu Amerika Serikat), Wang YI (Menlu China), Sergei Lavrov (Menlu Rusia), Laurent Fabius (Menlu Perancis), William Hague (Menlu Inggris) dan Guido Westerwelle (Menlu Jerman).
Mereka siap ambil bagian dalam usaha untuk menyegel kesepakatan yang isinya mengekang program nuklir Iran dengan kompensasi sanksi Teheran diringankan.
”Pengayaan uranium Iran adalah hak di luar negosiasi, dan tidak ada solusi tanpa menghormati hak Iran untuk pengayaan uranium,” kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang kepala negosiator nuklir Teheran.
Namun Gary Samore, staf keamanan nasional Presiden Barack Obama mengatakan, tidak ada negara yang memiliki hak eksplisit di bawah Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) yang dirancang untuk mencegah penyebaran bom atom.
”Hak untuk pengayaan telah menjadi isu sentral yang nyata dalam negosiasi. Apakah Iran akan diizinkan untuk mempertahankan pilihan membuat senjata nuklir sebagai bagian dari program nuklir di bawah perlindungan internasional?,” kata Samore.
Wakil Menlu Rusia Sergei Ryabkov, mengatakan permintaan Iran untuk melanjutkan pembangunan reaktor Arak, menjadi salah satu isu utama dalam negosiasi hari ini. Ryabkov mengatakan terobosan dari negosiasi lebih mengerucut hari ini, ketimbang negosiasi pada 7-9 November 2013 lalu.
Wakil Menlu Iran, Abbas Araghchi, mengakui masih ada perselisihan dalam negosiasi. ”Kami dekat dengan kesepakatan, tapi masih ada perbedaan atas dua, tiga masalah,” ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Di tengah perdebatan itu, para menteri luar negeri dari P5+1 berdatangan. Di antaranya, John Kerry (Menlu Amerika Serikat), Wang YI (Menlu China), Sergei Lavrov (Menlu Rusia), Laurent Fabius (Menlu Perancis), William Hague (Menlu Inggris) dan Guido Westerwelle (Menlu Jerman).
Mereka siap ambil bagian dalam usaha untuk menyegel kesepakatan yang isinya mengekang program nuklir Iran dengan kompensasi sanksi Teheran diringankan.
”Pengayaan uranium Iran adalah hak di luar negosiasi, dan tidak ada solusi tanpa menghormati hak Iran untuk pengayaan uranium,” kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang kepala negosiator nuklir Teheran.
Namun Gary Samore, staf keamanan nasional Presiden Barack Obama mengatakan, tidak ada negara yang memiliki hak eksplisit di bawah Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) yang dirancang untuk mencegah penyebaran bom atom.
”Hak untuk pengayaan telah menjadi isu sentral yang nyata dalam negosiasi. Apakah Iran akan diizinkan untuk mempertahankan pilihan membuat senjata nuklir sebagai bagian dari program nuklir di bawah perlindungan internasional?,” kata Samore.
Wakil Menlu Rusia Sergei Ryabkov, mengatakan permintaan Iran untuk melanjutkan pembangunan reaktor Arak, menjadi salah satu isu utama dalam negosiasi hari ini. Ryabkov mengatakan terobosan dari negosiasi lebih mengerucut hari ini, ketimbang negosiasi pada 7-9 November 2013 lalu.
Wakil Menlu Iran, Abbas Araghchi, mengakui masih ada perselisihan dalam negosiasi. ”Kami dekat dengan kesepakatan, tapi masih ada perbedaan atas dua, tiga masalah,” ujarnya, seperti dikutip Reuters.
(mas)