Dituduh curi revolusi Mesir, Ikhwanul Muslimin kecam Kerry
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir menolak dan mengecam komentar Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry yang menuduh mereka mencuri revolusi Mesir.
Sekjen Kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, Mahmoud Hussein, pada Jumat (22/11/2013), mengatakan, Ikhwanul Muslimin adalah pemenang pemilu parlemen dan pemilu presiden Mesir secara demokratis dan transparan. Bahkan pemilu itu digelar oleh pihak militer dan dipantau mantan Presiden AS, Jimmy Carter.
Tidak terima dengan tuduhan Kerry, Hussein pun menuduh balik Pemerintah AS. ”Sebagai pihak yang mendukung dan berpartisipasi dalam kudeta terhadap Mohamed Morsi (Presiden Mesir yang digulingkan militer, 3 juli 2013),” kata Hussein.
“Amerika Serikat yang mempromosikan demokrasi dan kebebasan, adalah pendukung terbesar dari kediktatoran dan penindasan,” imbuh Hussein, seperti dikutip AFP. Nasib Morsi sendiri usai digulingkan hingga kini masih berada dalam penjara. Dia diadili beberapa waktu lalu atas tuduhan menghasut kekerasan mematikan.
Rabu lalu, John Kerry menuduh Ikhwanul Muslimin mencuri revolusi Mesir. ”Anak-anak yang berada di alun-alun Tahrir, mereka itu tidak termotivasi oleh agama atau satu ideologi tertentu,” ucapnya.
”Mereka termotivasi oleh apa yang mereka lihat melalui dunia yang saling terkoneksi. Mereka menginginkan sebuah peluang dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, memiliki pekerjaan dan masa depan, serta tidak memiliki pemerintahan yang korup. Semua keinginan mereka telah dirampas dan terus dirampas,” lanjut Kerry merujuk pada Kelompok Ikhwanul Muslimin pendukung Mohamed Morsi.
Sekjen Kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, Mahmoud Hussein, pada Jumat (22/11/2013), mengatakan, Ikhwanul Muslimin adalah pemenang pemilu parlemen dan pemilu presiden Mesir secara demokratis dan transparan. Bahkan pemilu itu digelar oleh pihak militer dan dipantau mantan Presiden AS, Jimmy Carter.
Tidak terima dengan tuduhan Kerry, Hussein pun menuduh balik Pemerintah AS. ”Sebagai pihak yang mendukung dan berpartisipasi dalam kudeta terhadap Mohamed Morsi (Presiden Mesir yang digulingkan militer, 3 juli 2013),” kata Hussein.
“Amerika Serikat yang mempromosikan demokrasi dan kebebasan, adalah pendukung terbesar dari kediktatoran dan penindasan,” imbuh Hussein, seperti dikutip AFP. Nasib Morsi sendiri usai digulingkan hingga kini masih berada dalam penjara. Dia diadili beberapa waktu lalu atas tuduhan menghasut kekerasan mematikan.
Rabu lalu, John Kerry menuduh Ikhwanul Muslimin mencuri revolusi Mesir. ”Anak-anak yang berada di alun-alun Tahrir, mereka itu tidak termotivasi oleh agama atau satu ideologi tertentu,” ucapnya.
”Mereka termotivasi oleh apa yang mereka lihat melalui dunia yang saling terkoneksi. Mereka menginginkan sebuah peluang dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, memiliki pekerjaan dan masa depan, serta tidak memiliki pemerintahan yang korup. Semua keinginan mereka telah dirampas dan terus dirampas,” lanjut Kerry merujuk pada Kelompok Ikhwanul Muslimin pendukung Mohamed Morsi.
(mas)