Palang Merah Filipina: Truk bantuan diserang penjarah
A
A
A
Sindonews.com - Palang Merah Nasional Filipina, mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan para korban topan Haiyan, terhambat. Pasalnya, sejumlah truk pengangkut bantuan diserang para penjarah.
Tim penyelamat pada Senin (11/11/2013) juga kesulitan membuka akses jalan dan bandara, yang rata-rata hancur setelah diterjang topan terkuat yang telah menewaskan sekitar 10 ribu jiwa warga Filipina itu.
Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin mengatakan Kota Tacloban benar-benar hancur. "Saya mengatakan kepada presiden, semua sistem menurun,” ujarnya. ”Tidak ada listrik, tidak ada air. Orang-orang putus asa. Mereka menjarah.”
Reuters melaporkan, penjarahan telah merajalela di sejumlah wilayah, terutama di Kota Tacloban. Melihat kondisi itu, Presiden Filipina, Benigno Aquino III, kemarin telah mempertimbangkan untuk menyatakan keadaan darurat hukum untuk Kota Tacloban. Status itu diusulkan para pejabat presiden.
“Badan Bencana Nasional dapat merekomendasikan tindakan tersebut jika pemerintah daerah tidak mampu untuk melaksanakan fungsinya,” kata Aquino. Status darurat biasanya meliputi jam malam, operasi pasokan makanan dan harga, pemeriksaan pos militer atau polisi dan peningkatan patroli keamanan.
Aquino telah terbang dengan helikopter di sekitar Pulau Leyte, dan mendarat di Tacloban untuk memantau langsung kondisi kota yang luluh lantak itu.
Kepala Polisi Daerah Leyte, Elmer Soria mengatakan, ia diberitahu Gubernur Leyte, Dominic Petilla, bahwa korban jiwa diyakini telah mencapai 10 ribu jiwa di provinsi itu. Sebuah pemakaman massal direncanakan kemarin di Kota Palo, dekat Tacloban, yang terletak sekitar 360 km sebelah tenggara dari Ibukota Filipina, Manila.
Tim penyelamat pada Senin (11/11/2013) juga kesulitan membuka akses jalan dan bandara, yang rata-rata hancur setelah diterjang topan terkuat yang telah menewaskan sekitar 10 ribu jiwa warga Filipina itu.
Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin mengatakan Kota Tacloban benar-benar hancur. "Saya mengatakan kepada presiden, semua sistem menurun,” ujarnya. ”Tidak ada listrik, tidak ada air. Orang-orang putus asa. Mereka menjarah.”
Reuters melaporkan, penjarahan telah merajalela di sejumlah wilayah, terutama di Kota Tacloban. Melihat kondisi itu, Presiden Filipina, Benigno Aquino III, kemarin telah mempertimbangkan untuk menyatakan keadaan darurat hukum untuk Kota Tacloban. Status itu diusulkan para pejabat presiden.
“Badan Bencana Nasional dapat merekomendasikan tindakan tersebut jika pemerintah daerah tidak mampu untuk melaksanakan fungsinya,” kata Aquino. Status darurat biasanya meliputi jam malam, operasi pasokan makanan dan harga, pemeriksaan pos militer atau polisi dan peningkatan patroli keamanan.
Aquino telah terbang dengan helikopter di sekitar Pulau Leyte, dan mendarat di Tacloban untuk memantau langsung kondisi kota yang luluh lantak itu.
Kepala Polisi Daerah Leyte, Elmer Soria mengatakan, ia diberitahu Gubernur Leyte, Dominic Petilla, bahwa korban jiwa diyakini telah mencapai 10 ribu jiwa di provinsi itu. Sebuah pemakaman massal direncanakan kemarin di Kota Palo, dekat Tacloban, yang terletak sekitar 360 km sebelah tenggara dari Ibukota Filipina, Manila.
(mas)