Hampir 1 juta warga Afghanistan kecanduan narkoba
A
A
A
Sindonews.com – Hampir 1 juta warga Afghanistan telah menderita kecanduan narkoba. Demikian bunyi laporan yang diterbitkan Kementerian pemberantasan Narkotika Afghanistan dengan dukungan teknis dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).
"Afghanistan memiliki hampir satu juta pengguna narkoba dewasa dengan prevalensi opiat tahunan yang sangat tinggi di antara populasi orang dewasa 2,7 persen. Ini mirip dengan negara-negara seperti Rusia dan Iran antara tahun 2005 dan 2009. Jumlah opium reguler dan pengguna heroin meningkat sebesar 53 masing persen dan 140 persen," kata laporan itu.
Laporan narkoba Afghanistan pada 2012 juga mengatakan, pengguna narkoba secara finansial membebani kecanduan mereka dengan total pengeluaran penggunaan narkoba rata-rata USD300 juta per tahun di negara itu.
Laporan ini menyoroti pencapaian penting dalam pengembangan kerangka kelembagaan dan kebijakan dalam menanggapi obat-obatan terlarang di negara yang dilanda perang. Pada saat yang sama, laporan itu menunjukkan, bahwa budidaya, perdagangan dan penggunaan obat-obatan terlarang tetap menjadi tantangan bagi Afghanistan dan mengakibatkan dampak sosial, ekonomi, dan politik yang signifikan.
"Selain itu, jumlah pusat pengobatan meningkat sebesar 58 persen antara tahun 2009 dan 2012, tetapi kapasitas keseluruhan masih rendah, hanya mencakup 5,9 persen dari opium dan pengguna heroin di negara ini," kata laporan itu.
Afghanistan masih menjadi penghasil utama opium karena sekitar 90 persen dari opium dunia. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan heroin di dunia diproduksi di negara ini.
"Afghanistan memiliki hampir satu juta pengguna narkoba dewasa dengan prevalensi opiat tahunan yang sangat tinggi di antara populasi orang dewasa 2,7 persen. Ini mirip dengan negara-negara seperti Rusia dan Iran antara tahun 2005 dan 2009. Jumlah opium reguler dan pengguna heroin meningkat sebesar 53 masing persen dan 140 persen," kata laporan itu.
Laporan narkoba Afghanistan pada 2012 juga mengatakan, pengguna narkoba secara finansial membebani kecanduan mereka dengan total pengeluaran penggunaan narkoba rata-rata USD300 juta per tahun di negara itu.
Laporan ini menyoroti pencapaian penting dalam pengembangan kerangka kelembagaan dan kebijakan dalam menanggapi obat-obatan terlarang di negara yang dilanda perang. Pada saat yang sama, laporan itu menunjukkan, bahwa budidaya, perdagangan dan penggunaan obat-obatan terlarang tetap menjadi tantangan bagi Afghanistan dan mengakibatkan dampak sosial, ekonomi, dan politik yang signifikan.
"Selain itu, jumlah pusat pengobatan meningkat sebesar 58 persen antara tahun 2009 dan 2012, tetapi kapasitas keseluruhan masih rendah, hanya mencakup 5,9 persen dari opium dan pengguna heroin di negara ini," kata laporan itu.
Afghanistan masih menjadi penghasil utama opium karena sekitar 90 persen dari opium dunia. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan heroin di dunia diproduksi di negara ini.
(esn)