Dibantah, laporan penangkapan agen mata-mata Korsel
Dibantah, laporan penangkapan agen mata-mata Korsel
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) membantah laporan KCNA, kantor berita resmi Korea Utara (Korut), bahwa Korut telah menangkap seorang agen Seoul yang melakukan kegiatan mata-mata di Korut, Jumat (8/11/2013).
"Terkait dengan laporan tersebut. Dikatakan, lembaga bersangkutan menolak klaim tidak berdasar yang diungkapkan Korut," ungkap Park Soo-jin, Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korsel dalam sebuah konferensi pers.
Bantahan tersebut datang sehari setelah Juru Bicara Departemen Keamanan Korut mengatakan kepada KCNA, bahwa seorang pria yang mengaku sebagai agen mata-mata Badan Intelijen Nasional Korsel, telah ditangkap. Namun, dalam pengumuman tersebut, Juru Bicara tersebut tidak mengungkapkan identitasnya.
"Pria tersebut menerobos masuk ke Korut lewat negara ketiga yang terlibat dalam kegiatan anti Korut," ungkap Juru Bicara Departemen Keamanan Korut. Pria tersebut terlibat dalam kegiatan spionase terhadap negara dunia ketiga di wilayah perbatasan senjata enam tahun yang lalu dengan menyamar sebagai pengikut suatu ajaran agama.
"Pria tesebut memasuki Korut untuk menggalang elemen yang tidak jujur untuk merusak stabilitas sistem sosial negara, yang sepenuhnya menjadi bukti sejauh mana kelompok boneka konservatif telah melakukan gerakan anti Korut," imbuh Juru Bicara Departemen Keamanan Korut.
"Terkait dengan laporan tersebut. Dikatakan, lembaga bersangkutan menolak klaim tidak berdasar yang diungkapkan Korut," ungkap Park Soo-jin, Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korsel dalam sebuah konferensi pers.
Bantahan tersebut datang sehari setelah Juru Bicara Departemen Keamanan Korut mengatakan kepada KCNA, bahwa seorang pria yang mengaku sebagai agen mata-mata Badan Intelijen Nasional Korsel, telah ditangkap. Namun, dalam pengumuman tersebut, Juru Bicara tersebut tidak mengungkapkan identitasnya.
"Pria tersebut menerobos masuk ke Korut lewat negara ketiga yang terlibat dalam kegiatan anti Korut," ungkap Juru Bicara Departemen Keamanan Korut. Pria tersebut terlibat dalam kegiatan spionase terhadap negara dunia ketiga di wilayah perbatasan senjata enam tahun yang lalu dengan menyamar sebagai pengikut suatu ajaran agama.
"Pria tesebut memasuki Korut untuk menggalang elemen yang tidak jujur untuk merusak stabilitas sistem sosial negara, yang sepenuhnya menjadi bukti sejauh mana kelompok boneka konservatif telah melakukan gerakan anti Korut," imbuh Juru Bicara Departemen Keamanan Korut.
(esn)
Explore More