Ilmuwan kuatkan dugaan Arafat tewas diracun
A
A
A
Sindonews.com – Para ilmuwan Swiss yang melakukan tes pada barang-barang milik bekas pemimpin Palestina, Yasser Arafat, mengungkap temuan terbaru mereka, Kamis (7/11/2013). Temuan itu menguatkan dugaan bahwa Arafat meninggal karena diracuni polonium.
Para ilmuwan yang mengungkap misteri kematian Arafat itu, antara lain Profesor Patrice Mangin, Direktur Pusat Forensik Rumah Sakit Universitas Lausanne, dan Francois Bochud, Direktur
Institut bidang Radiasi Fisika.
”(Kita) akan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan laporan yang disampaikan Suha Arafat (janda Yasser Arafat) dan Otortitas Palestina,” kata dua ilmuwan itu dalam sebuah pernyataan menjelang konferensi pers hari ini.
Tim ahli telah meneliti misteri kematian Arafat, November 2012 lalu dengan membongkar makam Arafat di Tepi Barat, Kota Ramallah. Mereka mengambil sampel dari tubuh Arafat untuk mencari bukti dugaan bahwa Arafat keracunan polonium, salah satunya tulang Arafat dan tanah di sekitar jenazahnya.
Menurut Profesor Paddy Regan, ilmuwan bidang radiasi di University of Surrey di Inggris, yang tidak terlibat dalam penyelidikan, meyakini, hipotesis para peneliti kematian Arafat valid.
”Mereka mengatakan bahwa hipotesis Arafat diracun dengan polonium -210 adalah valid dan belum terbukti tidak benar oleh data. Namun mereka tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa dia dibunuh,” katanya.
Regan mengatakan serangkaian asumsi akan telah dibuat untuk memastikan berapa banyak polonium – 210 yang mengendap ke tubuh Arafat pada saat kematiannya.
Sebelumnya, janda Arafat , Suha Arafat berujar; ”Kami mengungkapkan kejahatan yang nyata , pembunuhan politik.” Sebelum meninggal, Arafat menandatangani perjanjian perdamaian sementara dengan Israel di Oslo 1993. Dia juga aktif memimpin gerilyawan setelah hasil perundingan gagal dijalankan.
Para ilmuwan yang mengungkap misteri kematian Arafat itu, antara lain Profesor Patrice Mangin, Direktur Pusat Forensik Rumah Sakit Universitas Lausanne, dan Francois Bochud, Direktur
Institut bidang Radiasi Fisika.
”(Kita) akan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan laporan yang disampaikan Suha Arafat (janda Yasser Arafat) dan Otortitas Palestina,” kata dua ilmuwan itu dalam sebuah pernyataan menjelang konferensi pers hari ini.
Tim ahli telah meneliti misteri kematian Arafat, November 2012 lalu dengan membongkar makam Arafat di Tepi Barat, Kota Ramallah. Mereka mengambil sampel dari tubuh Arafat untuk mencari bukti dugaan bahwa Arafat keracunan polonium, salah satunya tulang Arafat dan tanah di sekitar jenazahnya.
Menurut Profesor Paddy Regan, ilmuwan bidang radiasi di University of Surrey di Inggris, yang tidak terlibat dalam penyelidikan, meyakini, hipotesis para peneliti kematian Arafat valid.
”Mereka mengatakan bahwa hipotesis Arafat diracun dengan polonium -210 adalah valid dan belum terbukti tidak benar oleh data. Namun mereka tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa dia dibunuh,” katanya.
Regan mengatakan serangkaian asumsi akan telah dibuat untuk memastikan berapa banyak polonium – 210 yang mengendap ke tubuh Arafat pada saat kematiannya.
Sebelumnya, janda Arafat , Suha Arafat berujar; ”Kami mengungkapkan kejahatan yang nyata , pembunuhan politik.” Sebelum meninggal, Arafat menandatangani perjanjian perdamaian sementara dengan Israel di Oslo 1993. Dia juga aktif memimpin gerilyawan setelah hasil perundingan gagal dijalankan.
(mas)