Indonesia akan berikan pelatihan pada Polwan Afghanistan
A
A
A
Sindonews.com – Dalam waktu dekat, sekitar akhir tahun ini, Pemerintah Indonesia berencana akan memberikan bantuan Capacity Building berupa Pelatihan bagi Polisi Wanita (Polwan) Afghanistan dalam skema Kerjasama Triangular dengan Norwegia.
“Pelatihan ini merupakan pilot project kerjasama triangular Indonesia-Norwegia dengan Afghanistan,” jelas Mayjen TNI (Purn) Anshory Tadjudin, Duta Besar LBBP RI untuk Afghanistan dalam kesempatan kunjungan kehormatannya ke Menteri Dalam Negeri Republik Islam Afghanistan, H.E. Mr. Mohammed Umer Daudzai, Sabtu (2/11/2013).
Lebih lanjut Tadjudin menyampaikan, bahwa salah satu isu yang dihadapi oleh Polwan Afghanistan adalah belum siapnya masyarakat Afghanistan terhadap peran wanita dalam kepolisian. “Dengan kondisi sosiologis tersebut, personil Polwan mendapatkan tantangan, baik dari masyarakat maupun dari sesama personil Kepolisian Nasional Afghanistan yang berjenis kelamin pria,” ujar Tadjudin, seperti dikutip dari situs Kemlu RI, Minggu (3/11/2013).
Namun demikian, Polwan Afghanistan kian dirasakan kebutuhannya, mengingat masih perlunya perlindungan terhadap kaum perempuan dan anak Afghanistan yang saat ini masih sering menjadi korban kriminalitas maupun kekerasan dalam rumah tangga. “Melihat kondisi ini, dirasakan perlu adanya peningkatan profesionalisme polisi wanita Afghanistan dalam menangani berbagai tindak pidana terhadap perempuan dan anak,” lanjutnya.
Dalam sambutannya, Daudzai menyampaikan terima kasih dan menanggapi positif usulan rencana bantuan pelatihan bagi Polwan Afghanistan dalam rangka peningkatan profesionalisme Polwan Afghanistan dalam menangani berbagai tindak pidana terhadap perempuan dan anak.
“Masyarakat Afghanistan masih belum siap menerima kehadiran wanita dalam kepolisian. Oleh karena itu, kehadiran personil Polwan masih mendapatkan tantangan, baik dari masyarakat maupun dari sesama personil Kepolisian Nasional Afghanistan yang berjenis kelamin pria,” jelas Daudzai.
Kondisi ini, menjadi tantangan bagi Kementerian yang dipimpinnya untuk bisa menciptakan Polwan wanita yang memiliki profesionalisme dan dapat memberikan pelayanan baik untuk organisasinya maupun masyarakat khususnya bagi wanita dan anak.
Saat ini Afghanistan memiliki 5.000 Polwan dan diharapkan ditahun 2014 jumlah ini akan meningkat dua kali lipat menjadi 10 ribu Polwan. Jika pelatihan yang akan diberikan Indonesia nantinya dinilai bermanfaat dan berhasil bagi peningkatan profesionalisme polisi wanita Afghanistan, pemerintah Afghanistan akan melanjutkan kerjasama dengan pemerintah Indonesia melalui skema bantuan negara donor lainnya.
“Pelatihan ini merupakan pilot project kerjasama triangular Indonesia-Norwegia dengan Afghanistan,” jelas Mayjen TNI (Purn) Anshory Tadjudin, Duta Besar LBBP RI untuk Afghanistan dalam kesempatan kunjungan kehormatannya ke Menteri Dalam Negeri Republik Islam Afghanistan, H.E. Mr. Mohammed Umer Daudzai, Sabtu (2/11/2013).
Lebih lanjut Tadjudin menyampaikan, bahwa salah satu isu yang dihadapi oleh Polwan Afghanistan adalah belum siapnya masyarakat Afghanistan terhadap peran wanita dalam kepolisian. “Dengan kondisi sosiologis tersebut, personil Polwan mendapatkan tantangan, baik dari masyarakat maupun dari sesama personil Kepolisian Nasional Afghanistan yang berjenis kelamin pria,” ujar Tadjudin, seperti dikutip dari situs Kemlu RI, Minggu (3/11/2013).
Namun demikian, Polwan Afghanistan kian dirasakan kebutuhannya, mengingat masih perlunya perlindungan terhadap kaum perempuan dan anak Afghanistan yang saat ini masih sering menjadi korban kriminalitas maupun kekerasan dalam rumah tangga. “Melihat kondisi ini, dirasakan perlu adanya peningkatan profesionalisme polisi wanita Afghanistan dalam menangani berbagai tindak pidana terhadap perempuan dan anak,” lanjutnya.
Dalam sambutannya, Daudzai menyampaikan terima kasih dan menanggapi positif usulan rencana bantuan pelatihan bagi Polwan Afghanistan dalam rangka peningkatan profesionalisme Polwan Afghanistan dalam menangani berbagai tindak pidana terhadap perempuan dan anak.
“Masyarakat Afghanistan masih belum siap menerima kehadiran wanita dalam kepolisian. Oleh karena itu, kehadiran personil Polwan masih mendapatkan tantangan, baik dari masyarakat maupun dari sesama personil Kepolisian Nasional Afghanistan yang berjenis kelamin pria,” jelas Daudzai.
Kondisi ini, menjadi tantangan bagi Kementerian yang dipimpinnya untuk bisa menciptakan Polwan wanita yang memiliki profesionalisme dan dapat memberikan pelayanan baik untuk organisasinya maupun masyarakat khususnya bagi wanita dan anak.
Saat ini Afghanistan memiliki 5.000 Polwan dan diharapkan ditahun 2014 jumlah ini akan meningkat dua kali lipat menjadi 10 ribu Polwan. Jika pelatihan yang akan diberikan Indonesia nantinya dinilai bermanfaat dan berhasil bagi peningkatan profesionalisme polisi wanita Afghanistan, pemerintah Afghanistan akan melanjutkan kerjasama dengan pemerintah Indonesia melalui skema bantuan negara donor lainnya.
(esn)