Ancaman pemberontak Suriah keterlaluan
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Rusia berang dengan ancaman 19 kelompok pemberontak bersenjata terhadap siapa pun yang berunding dengan rezim Pemerintah Bashar al-Assad di Jenewa. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyebut ancaman dari mereka sudah keterlaluan.
Sebelumnya, 19 kelompok pemberontak bersenjata itu, menyebut siapa pun yang berangkat untuk berunding dengan rezim Assad pada Konferensi Jenewa II untuk Suriah November nanti, akan dicap pengkhianat. Mereka mengancam, siapa pun yang hadir dalam Konferensi Jenewa II akan diadili oleh mereka.
”Menyakitkan hati, bahwa beberapa ekstremis ini, organisasi teroris yang melawan pasukan pemerintah di Suriah mulai membuat ancaman,” kata Lavrov, yang disiarkan stasiun televisi Rusia, pada Senin (28/10/2013).
”Ancaman diarahkan pada orang-orang yang memiliki keberanian untuk menghadiri Konferensi Jenewa II yang difasilitasi Rusia dan Amerika Serikat dengan dukungan seluruh dunia,” lanjut Lavrov.
Lavrov mengatakan ancaman para komandan Islam garis keras di Suriah mengisyaratkan,”Bahwa kantor perwakilan diplomatik Rusia dan diplomat di luar negeri akan menjadi sasaran yang sah, termasuk pembunuhan dan serangan lainnya.”
”Ini semua keterlaluan dan tidak bisa diterima. Dan semua ini, pada akhirnya bertumpu pada hati nurani mereka yang membiayai dan mempersenjatai kelompok-kelompok oposisi itu,” lanjut dia.
Sebelumnya, 19 kelompok pemberontak Suriah bersenjata menolak berunding dengan rezim Assad pada Konferensi Jenewa II. Mereka mengatakan, bernegosiasi dengan Pemerintah Assad adalah tindakan pengkhianatan.
”Kami mengumumkan, bahwa Konferensi Jenewa II tidak ada, dan tidak akan pernah menjadi pilihan rakyat kita, atau permintaan revolusi kita,” bunyi pernyataan 19 oposisi Suriah yang dibacakan Kepala Brigade al-Sham, Ahmad Eissa al-Sheikh.
Mereka memperingatkan, siapa saja yang menghadiri pembicaraan tersebut, akan dicap sebagai pengkhianat. ”Dan harus menjawab itu di pengadilan kita,” imbuh el-Sheikh.
Sebelumnya, 19 kelompok pemberontak bersenjata itu, menyebut siapa pun yang berangkat untuk berunding dengan rezim Assad pada Konferensi Jenewa II untuk Suriah November nanti, akan dicap pengkhianat. Mereka mengancam, siapa pun yang hadir dalam Konferensi Jenewa II akan diadili oleh mereka.
”Menyakitkan hati, bahwa beberapa ekstremis ini, organisasi teroris yang melawan pasukan pemerintah di Suriah mulai membuat ancaman,” kata Lavrov, yang disiarkan stasiun televisi Rusia, pada Senin (28/10/2013).
”Ancaman diarahkan pada orang-orang yang memiliki keberanian untuk menghadiri Konferensi Jenewa II yang difasilitasi Rusia dan Amerika Serikat dengan dukungan seluruh dunia,” lanjut Lavrov.
Lavrov mengatakan ancaman para komandan Islam garis keras di Suriah mengisyaratkan,”Bahwa kantor perwakilan diplomatik Rusia dan diplomat di luar negeri akan menjadi sasaran yang sah, termasuk pembunuhan dan serangan lainnya.”
”Ini semua keterlaluan dan tidak bisa diterima. Dan semua ini, pada akhirnya bertumpu pada hati nurani mereka yang membiayai dan mempersenjatai kelompok-kelompok oposisi itu,” lanjut dia.
Sebelumnya, 19 kelompok pemberontak Suriah bersenjata menolak berunding dengan rezim Assad pada Konferensi Jenewa II. Mereka mengatakan, bernegosiasi dengan Pemerintah Assad adalah tindakan pengkhianatan.
”Kami mengumumkan, bahwa Konferensi Jenewa II tidak ada, dan tidak akan pernah menjadi pilihan rakyat kita, atau permintaan revolusi kita,” bunyi pernyataan 19 oposisi Suriah yang dibacakan Kepala Brigade al-Sham, Ahmad Eissa al-Sheikh.
Mereka memperingatkan, siapa saja yang menghadiri pembicaraan tersebut, akan dicap sebagai pengkhianat. ”Dan harus menjawab itu di pengadilan kita,” imbuh el-Sheikh.
(mas)