Boko Haram rekrut paksa para anggotanya
A
A
A
Sindonews.com - Mustapha Ajimi, seorang anggota pemberontak Boko Haram membuat pengakuan kepada sejumlah wartawan di tahanan militer di Negara Bagian Borno, wilayah timur Nigeria, Minggu (28/10/2013).
Ajimi mengungkapkan, bahwa dirinya dipaksa bergabung dengan Boko Haram pada tahun lalu, setelah saudara laki-lakinya mengancam akan membunuhnya karena dirinya mengetahui di mana tempat dia menyimpan senapan AK 47.
"Kami tinggal dalam satu rumah, di sana dia menyimpan AK-47 dan aku tahu dia adalah anggota Boko Haram. Dia mengatakan, suatu saat saya akan bertanggung jawab jika tentara menangkap dia karena mengetahui lokasi penyimpanan senjata itu," ungkap Ajimi.
Ajimi menuturkan, ia memiliki seragam tentara Kamerun. Sementaara beberapa anggota Boko Haram merupakan warga negara tentangga, seperti Kamerun , Chad dan Nigeria. "Kami meluncurkan serangan bersama-sama. Kelompok ini sebagian besar bersembunyi di wilayah bersemak di sekitar Negara Bagian Borno dan Yobe. Di Kamp tempat saya bergabung, terdapat 150 anggota Boko Haram dan semuanya bersenjata. Selian itu kami juga memiliki dokter, mekanik, dan sejumlah ahli, mereka adalah orang-orang tua dan menempati posisi atas," ungkap Ajimi.
Ajimi mengaku ditangkap aparat kepolisian pada 6 Oktober lalu, setelah Boko Haram melancarkan serangan terhadap militer Nigeria. "Rekan-rekan saya meninggalkan saya begitu saja dalam pertempuran, mereka mengira saya sudah meninggal. Saya sebenarnya sangat ingin meninggalkan sekte Boko Haram, tapi saya berada di posisi yang sangat sulit," ungkap Ajimi.
Ajimi memperingatkan, komandan Boko Haram telah mencuci otak anak buahnya dengan mengatakan bahwa mereka semua bekerja untuk Allah dan akan diganjar sesuai dengan berbuatan yang telah dilakukan. "Kehidupan dalam kamp Boko Haram sangat membingungkan," imbuhnya.
Menanggapi pengakuan tersebut, Komandan Angkatan Darat Nigeria dari Brigade Lapis Baja 21, Kolonel Ibrahim Yusuf, mengatakan, militer akan meminta membuat sebuah rekomendasi kepada pemerintah agar memberikan pengampunan anggota Boko Haram yang mengecam kelompoknya. "Tentara bersedia menjamin keamanan anggota Boko Haram yang ingin berhenti," imbuh Yusuf.
Ajimi mengungkapkan, bahwa dirinya dipaksa bergabung dengan Boko Haram pada tahun lalu, setelah saudara laki-lakinya mengancam akan membunuhnya karena dirinya mengetahui di mana tempat dia menyimpan senapan AK 47.
"Kami tinggal dalam satu rumah, di sana dia menyimpan AK-47 dan aku tahu dia adalah anggota Boko Haram. Dia mengatakan, suatu saat saya akan bertanggung jawab jika tentara menangkap dia karena mengetahui lokasi penyimpanan senjata itu," ungkap Ajimi.
Ajimi menuturkan, ia memiliki seragam tentara Kamerun. Sementaara beberapa anggota Boko Haram merupakan warga negara tentangga, seperti Kamerun , Chad dan Nigeria. "Kami meluncurkan serangan bersama-sama. Kelompok ini sebagian besar bersembunyi di wilayah bersemak di sekitar Negara Bagian Borno dan Yobe. Di Kamp tempat saya bergabung, terdapat 150 anggota Boko Haram dan semuanya bersenjata. Selian itu kami juga memiliki dokter, mekanik, dan sejumlah ahli, mereka adalah orang-orang tua dan menempati posisi atas," ungkap Ajimi.
Ajimi mengaku ditangkap aparat kepolisian pada 6 Oktober lalu, setelah Boko Haram melancarkan serangan terhadap militer Nigeria. "Rekan-rekan saya meninggalkan saya begitu saja dalam pertempuran, mereka mengira saya sudah meninggal. Saya sebenarnya sangat ingin meninggalkan sekte Boko Haram, tapi saya berada di posisi yang sangat sulit," ungkap Ajimi.
Ajimi memperingatkan, komandan Boko Haram telah mencuci otak anak buahnya dengan mengatakan bahwa mereka semua bekerja untuk Allah dan akan diganjar sesuai dengan berbuatan yang telah dilakukan. "Kehidupan dalam kamp Boko Haram sangat membingungkan," imbuhnya.
Menanggapi pengakuan tersebut, Komandan Angkatan Darat Nigeria dari Brigade Lapis Baja 21, Kolonel Ibrahim Yusuf, mengatakan, militer akan meminta membuat sebuah rekomendasi kepada pemerintah agar memberikan pengampunan anggota Boko Haram yang mengecam kelompoknya. "Tentara bersedia menjamin keamanan anggota Boko Haram yang ingin berhenti," imbuh Yusuf.
(esn)