Kampus di Mesir jadi medan tempur demonstran

Senin, 28 Oktober 2013 - 12:21 WIB
Kampus di Mesir jadi...
Kampus di Mesir jadi medan tempur demonstran
A A A
Sindonews.com – Para demonstran anti-kudeta militer Mesir, telah menjadikan berbagai universitas sebagai medan pertempuran mereka. Para demonstran pro-Presiden Mesir terguling, Mohamed Morsi memilih kampus sebagai sasaran aksi, setelah tertekan oleh tindakan keras aparat keamanan Mesir.

Sudah empat bulan, sejak Morsi digulingkan demonstrasi yang mereka lakukan tidak berpengaruh untuk mengembalikan kekuasaan Morsi. Mohamed Morsi sendiri sampai saat ini masih dipenjara, sejak digulingkan 3 Juli 2013.

”Pihak berwenang (yang melakukan) kudeta tidak memungkinkan kita untuk protes di jalan-jalan,” kata Mahmud Sabry, seorang mahasiswa di Universitas Al-Azhar, di Kairo, seperti dikutip AFP, Senin (28/10/2013). ”Universitas, sekarang medan pertempuran utama kami.”

Di Universitas Al-Azhar, kampus yang dikenal sebagai pusat studi Islam di dunia, beberapa hari lalu nyaris jadi sasaran demonstran. Para demonstran anti-kudeta, bentrok dengan aparat keamanan Mesir di luar kampus itu.

Krisis politik di Mesir belum mereda sejak Morsi lengser. Setidaknya lebih dari 1.000 orang tewas, dalam demonstrasi, yang sebagian besar korbannya adalah massa pro-Morsi. Sabry mengatakan, ia sebenarnya ingin berdemonstrasi di Rabaa al- Adawiya, tapi ayahnya melarangnya. ”Protes di universitas adalah balasannya,” ujarnya.

Demonstrasi di sejumlah kampus di Mesir sejak September 2013 lalu, juga melibatkan mahasiswa pro dan anti-Morsi. Mereka yang terlibat bentrok di kampus, bahkan sesama teman sekelas yang berbeda haluan politik.

Pada Minggu (27/10/2013) kemarin, ratusan mahasiswa kembali berdemo di Universitas Kairo. ”Morsi adalah presiden saya,” teriak salah seorang demonstran sebelum terlibat bentrok dengan mahasiswa lain yang anti-Morsi. Sedangkan polisi dan tentara Mesir siaga penuh di luar kampus.

Bentrokan di kampus-kampus di tempat lain, juga menyebabkan puluhan orang terluka. Beberapa mahasiswa yang tidak ingin terlibat konflik politik marah, setelah mereka diprovokasi dan kampus dijadikan ajang pertempuran.

”Apa yang dilakukan Ikhwanul (Muslimin) di universitas adalah terorisme. Mereka memprovokasi kita agar bentrok, kemudian menggunakan kekerasan terhadap kita,” ucap Shatif Harb, mahasiswa Universitas Kairo.

Dewan Agung Perguruan Tinggi, yang mengatur perguruan tinggi negeri di Mesir telah mengeluarkan pedoman yang berisis larangan demonstrasi mahasiswa di dalam kampus. Menteri Pendidikan Tinggi Mesir, Hossam Eissa , kepada wartawan, mengatakan, pemerintahnya menghormati hak warga untuk protes secara damai. ”Tapi menghalangi proses pendidikan tidak akan ditoleransi,” tegasnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0681 seconds (0.1#10.140)