Malaysia berikan Kim Jong-un gelar doktor kehormatan ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Universitas HELP Malaysia menganugrahkan Kim Jong-un, Pemimpin Korea Utara (Korut) gelar doktor kehormatan di bidang Ekonomi, Jumat (25/10/2013). Keputusan universitas swasta di Malaysia tersebut akhirnya menuai protes dari banyak warga Malaysia di halaman akun Facebook mereka.
KCNA, kantor berita resmi Korut mengungkapkan, Universitas HELP menggelar upacara sederhana di kedutaan Korut di Kuala Lumpur, Malaysia pada 3 Oktober lalu. Upacara pemberian sertifikat tersebut dihadiri 35 undangan, termasuk Presiden Universitas HELP, Datuk Dr Paul Chan dan Duta Besar Korut untuk Malaysia.
Jong-un menjadi kepala negara asing pertama yang menerima gelar kehormatan oleh Universitas HELP Malaysia. Dalam keterangan persnya Dr Chan mengungkapkan, dengan pemberian gelar ini pihaknya berharap bisa menjadi sebuah jembatan untuk menjalin hubungan dengan warga Korut.
"Kita harus menggunakan pendidikan untuk membantu orang Korut agar memiliki kedidupan dan standar hidup yang lebih tinggi. Yang utama adalah membantu mereka mengintegrasikan rakyat korut dalam jaringan masyarakat global," ungkap Dr Chan.
Ia juga menyampaikan harapannya soal pendekatan konstruksif yang halus ini dapat membantu warga Korut dan Asia Timur, serta seluruh dunia menciptakan dunia yang lebih baik bagi umat manusia.
Menurutnya, pendidikan akan menjadi alat penting untuk memajukan sebuah negara yang tertutup. "Antisipasi ini merupakan masalah waktu, dalam enam tahun ke depan, Korut akan berinteraksi dengan dunia lewat banyak cara. Saya rasa tidak banyak orang yang punya keberanian untuk melakukan apa yang kami lakukan meskipun dihati mereka ada keinginan untuk melakukan hal serupa," papar Dr Chan.
Sejumlah kritik muncul di halaman Facebook Universitas HELP Malaysia, "Ini adalah sebuah penghinaan terhadap akademisi," ungkap Nick Lim. Sementara Daniel Wong, alumnus Universita HELP Malaysia, mengaku malu menjadi lulusan Universitas yang memberikan gelar kehormatan kepada pemimpin Korut tersebut.
KCNA, kantor berita resmi Korut mengungkapkan, Universitas HELP menggelar upacara sederhana di kedutaan Korut di Kuala Lumpur, Malaysia pada 3 Oktober lalu. Upacara pemberian sertifikat tersebut dihadiri 35 undangan, termasuk Presiden Universitas HELP, Datuk Dr Paul Chan dan Duta Besar Korut untuk Malaysia.
Jong-un menjadi kepala negara asing pertama yang menerima gelar kehormatan oleh Universitas HELP Malaysia. Dalam keterangan persnya Dr Chan mengungkapkan, dengan pemberian gelar ini pihaknya berharap bisa menjadi sebuah jembatan untuk menjalin hubungan dengan warga Korut.
"Kita harus menggunakan pendidikan untuk membantu orang Korut agar memiliki kedidupan dan standar hidup yang lebih tinggi. Yang utama adalah membantu mereka mengintegrasikan rakyat korut dalam jaringan masyarakat global," ungkap Dr Chan.
Ia juga menyampaikan harapannya soal pendekatan konstruksif yang halus ini dapat membantu warga Korut dan Asia Timur, serta seluruh dunia menciptakan dunia yang lebih baik bagi umat manusia.
Menurutnya, pendidikan akan menjadi alat penting untuk memajukan sebuah negara yang tertutup. "Antisipasi ini merupakan masalah waktu, dalam enam tahun ke depan, Korut akan berinteraksi dengan dunia lewat banyak cara. Saya rasa tidak banyak orang yang punya keberanian untuk melakukan apa yang kami lakukan meskipun dihati mereka ada keinginan untuk melakukan hal serupa," papar Dr Chan.
Sejumlah kritik muncul di halaman Facebook Universitas HELP Malaysia, "Ini adalah sebuah penghinaan terhadap akademisi," ungkap Nick Lim. Sementara Daniel Wong, alumnus Universita HELP Malaysia, mengaku malu menjadi lulusan Universitas yang memberikan gelar kehormatan kepada pemimpin Korut tersebut.
(esn)