Mahasiswa Mesir serbu kampus paksa dosen berdemo
A
A
A
Sindonews.com - Mahasiswa di Universitas Zagazig, Mesir, menyerbu kampus dan memaksa para dosen untuk berhenti mengajar dan ikut demonstrasi bersama mereka. Para demonstran yang menamakan diri “mahasiswa korban kudeta” itu mengklaim aksi serupa juga berlangsung di Universitas Kairo.
Demonstrasi mahasiswa yang mengguncang Mesir kemarin, telah memasuki hari keempat. Mereka menuntut pengembalian Presiden Mesir terguling Mohammad Mursi dan meningkatkan kecaman terhadap militer.
Sayed Abdelkhaleq, Pemimpin Univeritas Al-Mansoura, memerintahkan tindakan tegas terhadap 25 mahasiswa dan dosen yang diduga terlibat demonstrasi dan melakukan indisipliner.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah, seperti dikutip Reuters, Kamis (24/10/2013), Menteri Pendidikan Tinggi, Houssam Issa memuji langkah Abdelkhaleq, dan menuduh mahasiswa yang berdemonstrasi sebagai pihak yang ingin mengkudeta negara.
Ashour Abdul Jawad, seorang profesor di Universitas Hukum Bani Soueif, mengkritik ulah para demonstran yang telah menganggu studi di kampus. Dia menyebut, para demonstran itu telah memaksakan agenda kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir.
”Demonstrasi adalah cara untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang yang bertanggung jawab, tanpa membawa bahaya apa pun terhadap publik atau swasta. Tapi tindakan beberapa mahasiwa dari kelompok tertentu itu hanya ingin memaksakan pendapat mereka,” kata Jawad.
Dia menambahkan bahwa pemerintah harus mengerahkan pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban di semua universitas.
Kendati demikian, Yahiya al-Qazzaz, anggota dari gerakan "Kefaya" dan seorang dosen di Universitas Halwan, mengatakan tindakan radikal aparat keamanan akan memicu protes besar dari mahasiswa. Dia menyalahkan pimpinan univeritas yang dia anggap pro-militer.
Demonstrasi mahasiswa yang mengguncang Mesir kemarin, telah memasuki hari keempat. Mereka menuntut pengembalian Presiden Mesir terguling Mohammad Mursi dan meningkatkan kecaman terhadap militer.
Sayed Abdelkhaleq, Pemimpin Univeritas Al-Mansoura, memerintahkan tindakan tegas terhadap 25 mahasiswa dan dosen yang diduga terlibat demonstrasi dan melakukan indisipliner.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah, seperti dikutip Reuters, Kamis (24/10/2013), Menteri Pendidikan Tinggi, Houssam Issa memuji langkah Abdelkhaleq, dan menuduh mahasiswa yang berdemonstrasi sebagai pihak yang ingin mengkudeta negara.
Ashour Abdul Jawad, seorang profesor di Universitas Hukum Bani Soueif, mengkritik ulah para demonstran yang telah menganggu studi di kampus. Dia menyebut, para demonstran itu telah memaksakan agenda kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir.
”Demonstrasi adalah cara untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang yang bertanggung jawab, tanpa membawa bahaya apa pun terhadap publik atau swasta. Tapi tindakan beberapa mahasiwa dari kelompok tertentu itu hanya ingin memaksakan pendapat mereka,” kata Jawad.
Dia menambahkan bahwa pemerintah harus mengerahkan pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban di semua universitas.
Kendati demikian, Yahiya al-Qazzaz, anggota dari gerakan "Kefaya" dan seorang dosen di Universitas Halwan, mengatakan tindakan radikal aparat keamanan akan memicu protes besar dari mahasiswa. Dia menyalahkan pimpinan univeritas yang dia anggap pro-militer.
(mas)