Assad: Apakah oposisi mewakili rakyat Suriah?
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Suriah Bashar al-Assad meragukan kapasitas kelompok oposisi yang ada di pengasingan sebagai peserta Konferensi Jenewa II. Dia menegaskan, pihaknya tidak keberatan untuk terlibat dalam konferensi yang digelar untuk mengakhiri konflik sipil di Suriah itu.
”Siapa kelompok-kelompok yang akan mengambil bagian? Apa hubungan mereka dengan rakyat Suriah? Apakah mereka mewakili rakyat Suriah, atau negara-negara yang mendukung mereka?,” tanya Assad, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Libanon al-Mayadeen, kemarin.
Komentar Assad itu, sebagai respons soal Konferensi Jenewa II yang disebut-sebut digelar November 2013. Menurutnya, Pemerintah Suriah tidak masalah untuk ambil bagian dalam konferensi, yang dirancang untuk menyatukan oposisi dan pemerintah guna mencapai solusi politik.
Meskipun salah satu pejabatnya telah menetapkan tanggal 23-24 November 2013, sebagai jadwal Konferensi Jenewa II untuk mengakhiri konflik di Suriah, Assad dalam wawancara itu, justru berkata sebaliknya. Dia menegaskan, sampai saat ini tidak ada tanggal yang pasti untuk Koferensi Jenewa II.
”Secara resmi, tidak ada tanggal sampai saat ini,” kata Assad. ”Tidak ada faktor yang bisa membantu, yang membuat (konferensi) sukses sejauh ini,” katanya lagi.
Tanggal 23-24 November 2013 yang disebut-sebut sebagai jadwal Konferensi Jenewa II untuk Suriah, sudah didengungkan sejumlah pihak sebelumnya. Kepala Liga Arab, Nabil al-Arabi, salah satunya yang mengumumkan tanggal itu pada konferensi pers, Minggu (20/10/2013) lalu.
Sebelum itu, Wakil Perdana Menteri Suriah, Qadri Jamil juga pernah mengumumkan hal serupa. Jamil bahkan mengklaim, tanggal 23-24 November 2013 sebagai jadwal Konferensi Jenewa II itu berasal dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon. ”Ini yang mengatakan Ban Ki–moon, bukan saya,” ujarnya kala itu kepada Reuters.
Sejauh ini, Amerika Serikat dan Rusia yang merupakan mediator untuk Rusia, juga menepis tanggal itu sebagai jadwal Konferensi Jenewa II.
”Siapa kelompok-kelompok yang akan mengambil bagian? Apa hubungan mereka dengan rakyat Suriah? Apakah mereka mewakili rakyat Suriah, atau negara-negara yang mendukung mereka?,” tanya Assad, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Libanon al-Mayadeen, kemarin.
Komentar Assad itu, sebagai respons soal Konferensi Jenewa II yang disebut-sebut digelar November 2013. Menurutnya, Pemerintah Suriah tidak masalah untuk ambil bagian dalam konferensi, yang dirancang untuk menyatukan oposisi dan pemerintah guna mencapai solusi politik.
Meskipun salah satu pejabatnya telah menetapkan tanggal 23-24 November 2013, sebagai jadwal Konferensi Jenewa II untuk mengakhiri konflik di Suriah, Assad dalam wawancara itu, justru berkata sebaliknya. Dia menegaskan, sampai saat ini tidak ada tanggal yang pasti untuk Koferensi Jenewa II.
”Secara resmi, tidak ada tanggal sampai saat ini,” kata Assad. ”Tidak ada faktor yang bisa membantu, yang membuat (konferensi) sukses sejauh ini,” katanya lagi.
Tanggal 23-24 November 2013 yang disebut-sebut sebagai jadwal Konferensi Jenewa II untuk Suriah, sudah didengungkan sejumlah pihak sebelumnya. Kepala Liga Arab, Nabil al-Arabi, salah satunya yang mengumumkan tanggal itu pada konferensi pers, Minggu (20/10/2013) lalu.
Sebelum itu, Wakil Perdana Menteri Suriah, Qadri Jamil juga pernah mengumumkan hal serupa. Jamil bahkan mengklaim, tanggal 23-24 November 2013 sebagai jadwal Konferensi Jenewa II itu berasal dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon. ”Ini yang mengatakan Ban Ki–moon, bukan saya,” ujarnya kala itu kepada Reuters.
Sejauh ini, Amerika Serikat dan Rusia yang merupakan mediator untuk Rusia, juga menepis tanggal itu sebagai jadwal Konferensi Jenewa II.
(mas)