Diprotes, penjahat Nazi batal dikubur di Italia
A
A
A
Sindonews.com - Prosesi pemakaman jenazah penjahat perang Nazi, Erich Priebke, di Italia dibatalkan menyusul adanya protes. Lebih dari 500 orang di Kota Albano Laziale, Italia, berkumpul memprotes pemakaman jenazah Priebke.
Mereka meneriakkan hujatan untuk Priebke. ”Pembunuh, algojo!,” teriak massa pemrotes pemakaman jenazah Priebke. Mereka juga terlibat bentrok dengan simpatisan Nazi, ketika konvoi peti mati Priebke melintas.
Priebke, yang merupakan bekas perwira SS Jerman itu meninggal saat statusnya sebagai tahanan rumah di Italia. Dia dihukum penjara seumur hidup dengan tuduhan membantai sekitar 300 warga sipil. Sebelum dihukum di Italia, Priebke pernah bersembunyi di Argentina.
Namun, oleh investigasi wartawan, keberadaan Priebke di Argentina terlacak, hingga akhirnya dideportasi ke Italia. Saat meninggal, pemerintah Argentina menolak jenazah Priebke dikirim ke negara itu.
Sedianya, jenazah Priebke dimakamkan, semalam (15/10/2013). Namun, dengan munculnya gelombang protes, prosesi pemakaman itu dibatalkan. Menurut pengacara Priebke, Paolo Giachini, penghentian prosesi pemakaman itu, karena karena pemerintah melarang teman-teman dan keluarga Priebke masuk.
”Pemakaman itu adalah momen berkabung, yang tidak ada hubungannya dengan politik,” kata Giachini, seperti dikutip BBC, Rabu (16/10/2013). Priebke meninggal dunia di usia 100 tahun, dan tidak pernah meminta maaf atas perbuatannya.
Vatikan telah mengeluarkan larangan kepada gereja Katolik di Roma, untuk mengizinkan pemakaman jenazah Priebke. Larangan itu bukan yang pertama kali dikeluarkan. Kendati demikian, masyarakat St Pius X, kelompok pecahan Katolik yang sering dituduh memiliki hubungan dengan kelompok sayap kanan dan anti-Semit, telah menawarkan upacara untuk pemakaman jenazah Priebke.
Don Floriano Abrahamowicz, seorang imam di St Pius X, mengatakan kepada Radio 24 di Italia; ”Priebke adalah teman saya, seorang Kristen, seorang prajurit yang setia.”
Mereka meneriakkan hujatan untuk Priebke. ”Pembunuh, algojo!,” teriak massa pemrotes pemakaman jenazah Priebke. Mereka juga terlibat bentrok dengan simpatisan Nazi, ketika konvoi peti mati Priebke melintas.
Priebke, yang merupakan bekas perwira SS Jerman itu meninggal saat statusnya sebagai tahanan rumah di Italia. Dia dihukum penjara seumur hidup dengan tuduhan membantai sekitar 300 warga sipil. Sebelum dihukum di Italia, Priebke pernah bersembunyi di Argentina.
Namun, oleh investigasi wartawan, keberadaan Priebke di Argentina terlacak, hingga akhirnya dideportasi ke Italia. Saat meninggal, pemerintah Argentina menolak jenazah Priebke dikirim ke negara itu.
Sedianya, jenazah Priebke dimakamkan, semalam (15/10/2013). Namun, dengan munculnya gelombang protes, prosesi pemakaman itu dibatalkan. Menurut pengacara Priebke, Paolo Giachini, penghentian prosesi pemakaman itu, karena karena pemerintah melarang teman-teman dan keluarga Priebke masuk.
”Pemakaman itu adalah momen berkabung, yang tidak ada hubungannya dengan politik,” kata Giachini, seperti dikutip BBC, Rabu (16/10/2013). Priebke meninggal dunia di usia 100 tahun, dan tidak pernah meminta maaf atas perbuatannya.
Vatikan telah mengeluarkan larangan kepada gereja Katolik di Roma, untuk mengizinkan pemakaman jenazah Priebke. Larangan itu bukan yang pertama kali dikeluarkan. Kendati demikian, masyarakat St Pius X, kelompok pecahan Katolik yang sering dituduh memiliki hubungan dengan kelompok sayap kanan dan anti-Semit, telah menawarkan upacara untuk pemakaman jenazah Priebke.
Don Floriano Abrahamowicz, seorang imam di St Pius X, mengatakan kepada Radio 24 di Italia; ”Priebke adalah teman saya, seorang Kristen, seorang prajurit yang setia.”
(mas)