Habisi orangtua, pria AS dieksekusi suntik mati
A
A
A
Sindonews.com - Seorang narapidana di Texas yang dihukum karena membunuh orangtuanya pada tahun 1998, dieksekusi dengan cara suntik mati, kemarin. Michael Yowell, 43, sekitar 35 tahun yang lalu mencekik orangtuanya dan meledakkan rumah.
Yowell dinyatakan meninggal pada pukul 07.11 waktu setempat di penjara negara di Huntsville, Texas. Demikian disampaikan, Jason Clark , juru bicara untuk Departemen Hukum Kriminal Texas, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Kamis (10/10/2013).
Clark mengatakan, Yowell adalah narapidana pertama di Texas yang dieksekusi dengan disuntik mati. Eksekusi dengan suntik mati sempat memicu kontroversi, karena ada kekhawatiran jika eksekusi sampai gagal dan membuat narapidana kesakitan.
Clark berpendapat, sebagian obat racikan yang digunakan untuk mengeksekusi narapidana, dijamin produsen obat tidak menimbulkan risiko cacat. Jika sampai obat yang digunakan berdampak pada risiko cacat atau kesakitan pada narapidana, maka hal itu melanggar konsitusi AS. Yakni, larangan eksekusi dengan cara kejam.
Menurut Keterangan Kejaksaan Agung Texas, Yowell mengaku dia melakukan penembakan fatal kepada ayahnya, setelah dompetnya dicuri dan uangnya diambil untuk membeli obat-obatan. Dia juga memukul dan mencekik ibunya hingga meninggal.
”Yowell mengatakan bahwa setelah itu, ia panik, ia berlari ke dapur dan membuka gas,” bunyi pernyataan Kejaksaan Agung Texas. Akibat tindakannya itu, rumahnya meledak, dan neneknya yang tinggal di rumah itu ikut meninggal.
Yowell dinyatakan meninggal pada pukul 07.11 waktu setempat di penjara negara di Huntsville, Texas. Demikian disampaikan, Jason Clark , juru bicara untuk Departemen Hukum Kriminal Texas, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Kamis (10/10/2013).
Clark mengatakan, Yowell adalah narapidana pertama di Texas yang dieksekusi dengan disuntik mati. Eksekusi dengan suntik mati sempat memicu kontroversi, karena ada kekhawatiran jika eksekusi sampai gagal dan membuat narapidana kesakitan.
Clark berpendapat, sebagian obat racikan yang digunakan untuk mengeksekusi narapidana, dijamin produsen obat tidak menimbulkan risiko cacat. Jika sampai obat yang digunakan berdampak pada risiko cacat atau kesakitan pada narapidana, maka hal itu melanggar konsitusi AS. Yakni, larangan eksekusi dengan cara kejam.
Menurut Keterangan Kejaksaan Agung Texas, Yowell mengaku dia melakukan penembakan fatal kepada ayahnya, setelah dompetnya dicuri dan uangnya diambil untuk membeli obat-obatan. Dia juga memukul dan mencekik ibunya hingga meninggal.
”Yowell mengatakan bahwa setelah itu, ia panik, ia berlari ke dapur dan membuka gas,” bunyi pernyataan Kejaksaan Agung Texas. Akibat tindakannya itu, rumahnya meledak, dan neneknya yang tinggal di rumah itu ikut meninggal.
(mas)