Korut peringatkan AS soal dampak latihan militer dengan Korsel
Selasa, 08 Oktober 2013 - 20:19 WIB

Korut peringatkan AS soal dampak latihan militer dengan Korsel
A
A
A
Sindonews.com - Korea Utara (Korut) memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan kemungkinan terjadinya bencana mengerikan akibat latihan militer masif yang mereka gelar bersama militer Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, Selasa (8/10/2013). Latihan militer gabungan itu digelar di Semenanjung Korea dan menyertakan kapal induk bertenaga nuklir AS, USS George Washington dan sejumlah kapal milik Angkatan Laut (AL) Jepang.
"Korut tidak diam dan memantau dari jauh latihan militer tersebut. Militer Korut telah memerintahkan pasukannya untuk selalu menjaga diri dan selalu siaga selama latihan bersama itu berlangsung," ungkap Juru Bicara (Jubir) Tentara Rakyat Korea dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir KCNA, kantor berita resmi Korut.
Jubir Tentara Rakyat Korea mengatakan, situasi di Semenanjung Korea kini kembali mencekam. "Kami memperingatkan AS, bahwa bencana yang tidak terprediksi akan semakin dekat jika posisi pasukan mereka terus mendekat. Maka, AS akan sepenuhnya bertanggung jawab atas bencana mengerikan yang tak terduga, yang disebabkan oleh agresi pasukan imperialis," kata Jubir tersebut.
"AS harus ingat, bahwa rakyat Korea dan tentaranya dalam kondisi sangat waspada dan siap menggagalkan setiap provokasi terang-terangan dari kekuatan musuh dengan kekuatan militer sendiri," imbuh Jubir tersebut.
Menurut laporan terbaru, petinggi militer Korsel mengisyaratkan, bahwa latihan militer tersebut mungkin ditunda karena ancaman topan. "Latihan bersama akan diselenggarakan pekan ini sesuai dengan rencana. Tapi, seperti latihan maritim lainnya , kami akan terus memantau kondisi cuaca," ungkap Juru Bicara Komandan Pasukan Gabungan Korsel kepada AFP.
"Latihan militer ini merupakan latihan tahunan untuk upaya penyelamatan dan korban bencana alam," imbuhnya.
Sementara itu, Profesor Universitas Studi Korut, Yang Moo-jin mencatat, bahwa ancaman yang dilontarkan Korut kali ini tidak seserius peringatan militer yang dilontarkan pada awal tahun ini.
"Korut hanya mencoba untuk menarik perhatian dunia luar, bahwa mereka memantau latihan militer tersebut dengan seksama. Tujuan untuk mengingatkan orang-orang akan ancaman keamanan AS, Korsel, dan Jepang yang mencoba menciptakan ketegangan militer di semenanjung Korea," papar Moo-jin.
"Korut tidak diam dan memantau dari jauh latihan militer tersebut. Militer Korut telah memerintahkan pasukannya untuk selalu menjaga diri dan selalu siaga selama latihan bersama itu berlangsung," ungkap Juru Bicara (Jubir) Tentara Rakyat Korea dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir KCNA, kantor berita resmi Korut.
Jubir Tentara Rakyat Korea mengatakan, situasi di Semenanjung Korea kini kembali mencekam. "Kami memperingatkan AS, bahwa bencana yang tidak terprediksi akan semakin dekat jika posisi pasukan mereka terus mendekat. Maka, AS akan sepenuhnya bertanggung jawab atas bencana mengerikan yang tak terduga, yang disebabkan oleh agresi pasukan imperialis," kata Jubir tersebut.
"AS harus ingat, bahwa rakyat Korea dan tentaranya dalam kondisi sangat waspada dan siap menggagalkan setiap provokasi terang-terangan dari kekuatan musuh dengan kekuatan militer sendiri," imbuh Jubir tersebut.
Menurut laporan terbaru, petinggi militer Korsel mengisyaratkan, bahwa latihan militer tersebut mungkin ditunda karena ancaman topan. "Latihan bersama akan diselenggarakan pekan ini sesuai dengan rencana. Tapi, seperti latihan maritim lainnya , kami akan terus memantau kondisi cuaca," ungkap Juru Bicara Komandan Pasukan Gabungan Korsel kepada AFP.
"Latihan militer ini merupakan latihan tahunan untuk upaya penyelamatan dan korban bencana alam," imbuhnya.
Sementara itu, Profesor Universitas Studi Korut, Yang Moo-jin mencatat, bahwa ancaman yang dilontarkan Korut kali ini tidak seserius peringatan militer yang dilontarkan pada awal tahun ini.
"Korut hanya mencoba untuk menarik perhatian dunia luar, bahwa mereka memantau latihan militer tersebut dengan seksama. Tujuan untuk mengingatkan orang-orang akan ancaman keamanan AS, Korsel, dan Jepang yang mencoba menciptakan ketegangan militer di semenanjung Korea," papar Moo-jin.
(esn)