Presiden Turki peringatkan munculnya Islam radikal di Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Turki, Abdullah Gul, pada Selasa (1/10/2013), memperingatkan tentang munculnya Islam radikal di Suriah akibat konflik bersenjata berkepanjangan di negara tetangga Turki itu.
"Perang saudara adalah yang paling kejam dari perang. Karena konflik tersebut menyeret keluar radikalisme dan ekstremisme. Dan, tidak hanya mengancam negara yang mengalami perang saudara, tetapi juga stabilitas regional dan global," jelas Gul, seperti dikutip dari Xinhua.
Menurut Gul, sikap lambat masyarakat internasional terhadap konflik Suriah tidak dapat diterima. “Kelangsungan hidup rakyat Suriah tidak boleh dikorbankan untuk kebijakan keseimbangan kekuasaan dan kepentingan sempit," lanjutnya.
Untuk mengatasi krisis, "Suriah yang baru" harus dibangun. “Suriah baru harus ditetapkan setelah masa transisi. Seharusnya tidak ada tempat bagi siapa saja yang telah melakukan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan," tegas Gul.
Di masa lalu, Turki pernah menjadi sekutu Pemerintah Suriah. Namun kini, Turki menjadi pihak yang mengeluarkan kritik paling keras pada rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Perang saudara adalah yang paling kejam dari perang. Karena konflik tersebut menyeret keluar radikalisme dan ekstremisme. Dan, tidak hanya mengancam negara yang mengalami perang saudara, tetapi juga stabilitas regional dan global," jelas Gul, seperti dikutip dari Xinhua.
Menurut Gul, sikap lambat masyarakat internasional terhadap konflik Suriah tidak dapat diterima. “Kelangsungan hidup rakyat Suriah tidak boleh dikorbankan untuk kebijakan keseimbangan kekuasaan dan kepentingan sempit," lanjutnya.
Untuk mengatasi krisis, "Suriah yang baru" harus dibangun. “Suriah baru harus ditetapkan setelah masa transisi. Seharusnya tidak ada tempat bagi siapa saja yang telah melakukan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan," tegas Gul.
Di masa lalu, Turki pernah menjadi sekutu Pemerintah Suriah. Namun kini, Turki menjadi pihak yang mengeluarkan kritik paling keras pada rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
(esn)