Suriah desak dunia tekan Israel hacurkan senjata pemusnah masal
A
A
A
Sindonews.com - Suriah menyerukan kepada masyarakat internasional agar menekan Israel untuk menghancurkan senjata pemusnah massal. Demikian diungkapkan, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Selasa (17/9/2013).
"Damaskus akan bersikap tegas menanggapi setiap agresi Israel terhadap Suriah, tetapi tidak akan menggunakan senjata kimia terhadap rezim di Tel Aviv," lanjut Mekdad.
Mekdad mengatakan, Damaskus menyambut inisiatif Rusia untuk menempatkan senjata kimia Suriah bawah kontrol internasional sebagai sebuah langkah yang membuat frustrasi Amerika Serikat (AS) untuk melancarkan serangan militer terhadap negara Arab. Mekdad kemudian menuduh Turki memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah, hal itu dilakukan dalam rangka kepentingan Israel dan AS.
Retorika perang melawan Suriah meningkat setelah pasukan oposisi yang didukung pihak asing menuduh pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad meluncurkan serangan kimia ke markas militan di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus. Akibat serangan itu ribuan orang dilaporkan tewas.
Berdasarkan hasil laporan penyelidikan inspektur senjata kimia PBB, Suriah terbukti menggunakan senjata kimia. Hal itu diungkapkan awal pekan ini oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, dirinya mengajukan laporan sebanyak 38 halaman kepada Dewan Keamanan PBB. Isi laporan itu menyimpulkan serangan beberapa roket dengan gas sarin telah digunakan dalam serangan Agustus lalu.
"Atas dasar bukti yang diperoleh selama penyelidikan insiden Ghouta, kesimpulannya adalah, bahwa senjata kimia telah digunakan dalam konflik yang berkepanjangan antara pihak-pihak di Suriah. Senjata kimia itu juga digunakan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dalam skala relatif besar," ungkap Ki-moon.
"Damaskus akan bersikap tegas menanggapi setiap agresi Israel terhadap Suriah, tetapi tidak akan menggunakan senjata kimia terhadap rezim di Tel Aviv," lanjut Mekdad.
Mekdad mengatakan, Damaskus menyambut inisiatif Rusia untuk menempatkan senjata kimia Suriah bawah kontrol internasional sebagai sebuah langkah yang membuat frustrasi Amerika Serikat (AS) untuk melancarkan serangan militer terhadap negara Arab. Mekdad kemudian menuduh Turki memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah, hal itu dilakukan dalam rangka kepentingan Israel dan AS.
Retorika perang melawan Suriah meningkat setelah pasukan oposisi yang didukung pihak asing menuduh pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad meluncurkan serangan kimia ke markas militan di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus. Akibat serangan itu ribuan orang dilaporkan tewas.
Berdasarkan hasil laporan penyelidikan inspektur senjata kimia PBB, Suriah terbukti menggunakan senjata kimia. Hal itu diungkapkan awal pekan ini oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, dirinya mengajukan laporan sebanyak 38 halaman kepada Dewan Keamanan PBB. Isi laporan itu menyimpulkan serangan beberapa roket dengan gas sarin telah digunakan dalam serangan Agustus lalu.
"Atas dasar bukti yang diperoleh selama penyelidikan insiden Ghouta, kesimpulannya adalah, bahwa senjata kimia telah digunakan dalam konflik yang berkepanjangan antara pihak-pihak di Suriah. Senjata kimia itu juga digunakan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dalam skala relatif besar," ungkap Ki-moon.
(esn)