Senjata kimia Suriah lebih dahsyat dari milik Saddam Hussein

Selasa, 17 September 2013 - 12:44 WIB
Senjata kimia Suriah...
Senjata kimia Suriah lebih dahsyat dari milik Saddam Hussein
A A A
Sindonews.com – Kualitas senjata kimia jenis gas sarin digunakan di Suriah, lebih tinggi daripada yang pernah digunakan rezim Saddam Hussein. Demikian, laporan tim investigasi PBB yang meneliti dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah.

Laporan tim investigasi PBB dibuat dalam 41 halaman. ”Hasilnya luar biasa dan tak terbantahkan. Fakta berbicara untuk diri mereka sendiri,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dalam paparan laporan tim investigasi PBB kemarin, seperti dikutip Reuters, Selasa (17/9/2013). Pernyataan Ki-moon itu, mengacu pada fakta, bahwa senjata kimia sejatinya memang digunakan di Suriah.

Kepala tim inspeksi senjata kimia PBB, Profesor Ake Sellström, mengatakan, bahwa kualitas gas sarin yang ditemukan di Ghouta, lebih tinggi daripada yang digunakan oleh rezim Saddam Hussein di Irak, saat dia berkuasa.

Baik Ki-moon, maupun tim ahli PBB tidak bersedia menyebut siapa pelaku atau pengguna senjata kimia di Suriah, dengan alasan itu bukan wewenang mereka. Sedangkan Pemerintah Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis kompak menyalahkan rezim Presiden Bashar al-Assad dalam serangan senjata kimia itu.

”Temuan dalam laporan (PBB), sudah mendukung kesimpulan, bahwa ada bukti rezim Assad bertanggung jawab atas serangan senjata kimia pada 21 Agustus 2013,” kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, seperti dikutip ABC News.

Sementara itu, Rusia menganggap ada yang janggal, jika laporan itu disimpulkan untuk menyalahkan rezim Pemerintah Assad. Dubes Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, menyebut kesimpulan tiga negara Barat yang menyudutkan Assad sudah melompat jauh.

”Saya pikir beberapa rekan (negara-negara Barat) membuat kesimpulan yang melompat, dengan menyebut laporan tersebut secara definitif membuktikan jika pasukan Pemerintah Suriah yang menggunakan senjata kimia,” kata Churkin, seperti dikutip BBC.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1180 seconds (0.1#10.140)