Bela Ikhwanul Muslimin, al-Qaeda kutuk aksi militer Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Pemimpin utama al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, mengutuk tindakan keras militer Mesir terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin di negara itu. Pengganti Osama bin Laden itu, menyebut aksi militer Mesir sebagai kejahatan brutal.
Dia menyerukan kepada kelompok pendukung Presiden Mesir terguling, Mohamed Morsi itu, agar melawan militer yang ia anggap telah melawan kampanye negara Islam merdeka.
Dalam pidato audio yang dirilis sehari, setelah peringatan 12 tahun tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat, pemimpin al-Qaeda yang merupakan mantan dokter tersebut mengutuk penyerbuan dan penangkapan para militan Islamis.
”Ini adalah sebuah episode dari sebuah drama panjang yang menanti Mesir, jika mereka tidak bersatu untuk menerapkan hukum syariah Islam dan membebaskan negara mereka,” kata Zawahiri, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/9/2013). Zawahiri juga mengatakan Amerika Serikat telah bersekongkol di Mesir.
Sebelumnya, televisi Pemerintah Mesir, kemarin, menuduh kelompok Hamas Palestina melatih para militan Mesir untuk melakukan pengeboman. Namun, Hamas membantah tuduhan laporan pemerintah Mesir.
Sejak Morsi terguling, kekerasan semakin marak di Mesir, terutama di wilayah Sinai. Yakni, daerah yang merupakan perbatasan antara Mesir, Israel dan Jalur Gaza. Serangan terhadap pasukan keamanan, nyaris terjadi saban hari, dan sekitar 50 personek keamanan Mesir telah tewas sejak Morsi lengser. Kekerasan itu juga menyebar ke Kairo, di mana beberapa hari lalu, bom mobil nyaris merenggut nyawa seorang menteri di Mesir.
Dia menyerukan kepada kelompok pendukung Presiden Mesir terguling, Mohamed Morsi itu, agar melawan militer yang ia anggap telah melawan kampanye negara Islam merdeka.
Dalam pidato audio yang dirilis sehari, setelah peringatan 12 tahun tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat, pemimpin al-Qaeda yang merupakan mantan dokter tersebut mengutuk penyerbuan dan penangkapan para militan Islamis.
”Ini adalah sebuah episode dari sebuah drama panjang yang menanti Mesir, jika mereka tidak bersatu untuk menerapkan hukum syariah Islam dan membebaskan negara mereka,” kata Zawahiri, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/9/2013). Zawahiri juga mengatakan Amerika Serikat telah bersekongkol di Mesir.
Sebelumnya, televisi Pemerintah Mesir, kemarin, menuduh kelompok Hamas Palestina melatih para militan Mesir untuk melakukan pengeboman. Namun, Hamas membantah tuduhan laporan pemerintah Mesir.
Sejak Morsi terguling, kekerasan semakin marak di Mesir, terutama di wilayah Sinai. Yakni, daerah yang merupakan perbatasan antara Mesir, Israel dan Jalur Gaza. Serangan terhadap pasukan keamanan, nyaris terjadi saban hari, dan sekitar 50 personek keamanan Mesir telah tewas sejak Morsi lengser. Kekerasan itu juga menyebar ke Kairo, di mana beberapa hari lalu, bom mobil nyaris merenggut nyawa seorang menteri di Mesir.
(esn)