Pemberontak Suriah tolak proposal Rusia
A
A
A
Sindonews.com - Pemberontak Suriah yang didukung negara-negara Barat menolak proposal penyerahan senjata kimia Suriah yang digagas Rusia. Demikian disampaikan Salim Idriss, kepala SMC (Dewan Agung Militer), yang merupakan kelompok utama pemberontak Suriah.
Penolakan proposal Rusia, yang berisi agar semua senjata kimia di Suriah diserahkan dalam pengawasan internasional, disampaikan Idriss dalam sebuah pernyataan video.
”Kami mengumumkan penolakan kami dari inisiatif Rusia, untuk menempatkan senjata kimia di bawah pengawasan internasional,” kata Idriss dalam video yang diposting kemarin, seperti dikutip Reuters, Kamis (12/9/2013).
Proposal dari Rusia itu kini tengah di bahas lima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB di New York. Presiden Rusia, Vladimir Putin memegang komitmen Amerika Serikat (AS) yang mengutamakan diplomasi ketimbang kekuatan militer terhadap Suriah.
Proposal Rusia untuk sekutunya, itu memicu “pertikaian” para anggota DK PBB. Pasalnya, Inggris, AS dan Perancis sangat menginginkan ada bingkai resolusi PBB untuk Suriah dalam proposal tersebut.
Artinya, ada konsekuensi yang keras, jika Suriah melanggar syarat dalam proposal itu. Namun, Rusia lebih memilih deklarasi untuk Suriah yang tidak mengikat. Rusia dan AS, hari ini (12/9/2013), juga dijadwalkan mengadakan pembicaraan bilateral di Jenewa.
Menurut Putin, manfaat forum DK PBB adalah sebagai salah satu dari beberapa cara untuk menjaga hubungan internasional agar tidak tergelincir ke dalam kekacauan.
Suriah sendiri telah mendukung proposal Rusia, untuk menyerahkan senjata kimia di bawah pengawasan internasional. Sedangkan AS telah menunda serangan militer, dan mengupayakan diplomasi yang digagas Rusia.
Penolakan proposal Rusia, yang berisi agar semua senjata kimia di Suriah diserahkan dalam pengawasan internasional, disampaikan Idriss dalam sebuah pernyataan video.
”Kami mengumumkan penolakan kami dari inisiatif Rusia, untuk menempatkan senjata kimia di bawah pengawasan internasional,” kata Idriss dalam video yang diposting kemarin, seperti dikutip Reuters, Kamis (12/9/2013).
Proposal dari Rusia itu kini tengah di bahas lima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB di New York. Presiden Rusia, Vladimir Putin memegang komitmen Amerika Serikat (AS) yang mengutamakan diplomasi ketimbang kekuatan militer terhadap Suriah.
Proposal Rusia untuk sekutunya, itu memicu “pertikaian” para anggota DK PBB. Pasalnya, Inggris, AS dan Perancis sangat menginginkan ada bingkai resolusi PBB untuk Suriah dalam proposal tersebut.
Artinya, ada konsekuensi yang keras, jika Suriah melanggar syarat dalam proposal itu. Namun, Rusia lebih memilih deklarasi untuk Suriah yang tidak mengikat. Rusia dan AS, hari ini (12/9/2013), juga dijadwalkan mengadakan pembicaraan bilateral di Jenewa.
Menurut Putin, manfaat forum DK PBB adalah sebagai salah satu dari beberapa cara untuk menjaga hubungan internasional agar tidak tergelincir ke dalam kekacauan.
Suriah sendiri telah mendukung proposal Rusia, untuk menyerahkan senjata kimia di bawah pengawasan internasional. Sedangkan AS telah menunda serangan militer, dan mengupayakan diplomasi yang digagas Rusia.
(esn)