Turki berhati-hati atas proposal transfer senjata kimia Suriah
Rabu, 11 September 2013 - 07:59 WIB

Turki berhati-hati atas proposal transfer senjata kimia Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Turki berhati-hati menyikapi proposal transfer senjata kimia yang diajukan Pemerintah Rusia. Proposal itu berisi kesepakatan agar Pemerintah Suriah menghancurkan senjata kimia untuk mencegah serangan militer Amerika Serikat (AS).
Pemerintah Turki memperingatkan, setelah ini, aksi pembantaian di Suriah mungkin dapat terus meningkat jika proposal itu hanyalah sebuah rencana yang bertujuan untuk mengulur waktu. "Penyerahan senjata kimia Suriah akan menjadi sebuah perkembangan yang baik," ungkap Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, dalam sebuah sebuah wawancara di televisi Turki, Senin (10/9/2013).
Davutoglu menambahkan, "Ada sebuah kejahatan serius di sana. Itu tidak dapat dibiarkan. Artinya, sebuah kejahatan besar tidak dapat dipoles begitu saja, untuk kemudian akhirnya dilupakan."
"Jika rencana ini bertujuan untuk mengulur waktu bagi rezim, maka hal itu akan membuka jalan bagi aksi pembantaian lebih lanjut," terang Davutoglu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov meminta agar Pemerintah Suriah melepaskan kontrol dari senjata kimia kepada pemantau internasional guna mencegah serangan AS. "Jika pembentukan kontrol internasional atas senjata kimia di Suriah dapat menghindari terjadinya serangan, maka kami segera bekerja sama dengan Damaskus," ungkap Lavrov kepada mintranya.
"Kami menyerukan kepada Pemimpin Suriah agar tidak hanya menyepakati isi pernyataan penyimpanan senjata kimia di bawah pengawasan internasional, tetapi juga menghancurkan senjata itu," lanjut Lavrov.
Pemerintah Turki memperingatkan, setelah ini, aksi pembantaian di Suriah mungkin dapat terus meningkat jika proposal itu hanyalah sebuah rencana yang bertujuan untuk mengulur waktu. "Penyerahan senjata kimia Suriah akan menjadi sebuah perkembangan yang baik," ungkap Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu, dalam sebuah sebuah wawancara di televisi Turki, Senin (10/9/2013).
Davutoglu menambahkan, "Ada sebuah kejahatan serius di sana. Itu tidak dapat dibiarkan. Artinya, sebuah kejahatan besar tidak dapat dipoles begitu saja, untuk kemudian akhirnya dilupakan."
"Jika rencana ini bertujuan untuk mengulur waktu bagi rezim, maka hal itu akan membuka jalan bagi aksi pembantaian lebih lanjut," terang Davutoglu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov meminta agar Pemerintah Suriah melepaskan kontrol dari senjata kimia kepada pemantau internasional guna mencegah serangan AS. "Jika pembentukan kontrol internasional atas senjata kimia di Suriah dapat menghindari terjadinya serangan, maka kami segera bekerja sama dengan Damaskus," ungkap Lavrov kepada mintranya.
"Kami menyerukan kepada Pemimpin Suriah agar tidak hanya menyepakati isi pernyataan penyimpanan senjata kimia di bawah pengawasan internasional, tetapi juga menghancurkan senjata itu," lanjut Lavrov.
(esn)