Tegang dengan Kongo, PBB desak Rwanda menahan diri
A
A
A
Sindonews.com - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mendesak agar Presiden Rwanda, Paul Kagame, menahan diri di tengah meningkatnya ketegangan dengan negara tetangga, Kongo. Hubungan dua negara itu memanas, setelah Kagame menuduh Kongo mengebom wilayahnya yang menewaskan seorang wanita.
Serangan itu juga melukai seorang bayi dari wanita tersebut. Sedangkan asisten Ban Ki-moon, Edmond Mulet, mengatakan, dia menerima laporan bahwa anggota pemberontak M23 mengumbar tembakan yang memicu ketegangan dua negara itu.
Kongo menuduh Rwanda mendukung kelompok pemberontak M23. Tapi tuduhan itu telah dibantah. Kelompok pemberontak itu telah siaga di wilayah perbatasan dengan Rwanda sejak pekan lalu .
Juru bicara Pemerintah Kongo, Lambert Mende, mengatakan kepada BBC, Jumat (30/8/2013), bahwa pemberontak M23 telah menembak ke wilayah Rwanda. ”Untuk memberi tanda kepada Rwanda, agar mau melakukan perang terbuka,” ujarnya.
Asosiasi PBB yang mengemban misi untuk menjaga perdamaian di Kongo, Monusco, baru-baru ini mengerahkan 3 ribu pasukan untuk mengatasi para pemberontak.
Serangan itu juga melukai seorang bayi dari wanita tersebut. Sedangkan asisten Ban Ki-moon, Edmond Mulet, mengatakan, dia menerima laporan bahwa anggota pemberontak M23 mengumbar tembakan yang memicu ketegangan dua negara itu.
Kongo menuduh Rwanda mendukung kelompok pemberontak M23. Tapi tuduhan itu telah dibantah. Kelompok pemberontak itu telah siaga di wilayah perbatasan dengan Rwanda sejak pekan lalu .
Juru bicara Pemerintah Kongo, Lambert Mende, mengatakan kepada BBC, Jumat (30/8/2013), bahwa pemberontak M23 telah menembak ke wilayah Rwanda. ”Untuk memberi tanda kepada Rwanda, agar mau melakukan perang terbuka,” ujarnya.
Asosiasi PBB yang mengemban misi untuk menjaga perdamaian di Kongo, Monusco, baru-baru ini mengerahkan 3 ribu pasukan untuk mengatasi para pemberontak.
(esn)