Bom mobil meledak di Baghdad, 16 tewas
A
A
A
Sindonews.com – Aksi kekerasan masih terus terjadi di Irak. Pada Kamis (29/8/2013), dilaporkan sebuah bom mobil meledak di pasar sayur dan buah di utara Baghdad. Akibat ledakan ini, 16 orang tewas di tempat kejadian.
Selain korban tewas, bom mobil ini juga mengakibatkan 25 orang terluka. Daftar korban ini menambah panjang korban akibat aksi kekerasan di negara itu. Satu hari sebelumnya, gelombang bom juga melanda Baghdad dan menewaskan 75 orang.
Serangan pada Kamis malam itu melanda pasar Samarra, yang secara lokal dikenal sebagai pasar. “Secara keseluruhan, 16 orang tewas, termasuk tiga wanita dan dua anak. Selain itu, 25 orang terluka,” jelas seorang perwira polisi dan seorang dokter, seperti dikutip dari AFP.
Sementara itu, serangan bom lainnya terjadi di bagian lain Irak. Serangan ini menewaskan tiga orang, yang terdiri dari seorang tentara, warga sipil, dan militan yang ditembak mati saat hendak menanam sebuah bom pinggir jalan.
Irak menyaksikan letusan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu meluncur kembali ke konflik sipil, yang mencapai puncaknya pada 2006 dan 2007, ketika jumlah korban tewas bulanan terkadang melebihi 3.000 jiwa.
Selain korban tewas, bom mobil ini juga mengakibatkan 25 orang terluka. Daftar korban ini menambah panjang korban akibat aksi kekerasan di negara itu. Satu hari sebelumnya, gelombang bom juga melanda Baghdad dan menewaskan 75 orang.
Serangan pada Kamis malam itu melanda pasar Samarra, yang secara lokal dikenal sebagai pasar. “Secara keseluruhan, 16 orang tewas, termasuk tiga wanita dan dua anak. Selain itu, 25 orang terluka,” jelas seorang perwira polisi dan seorang dokter, seperti dikutip dari AFP.
Sementara itu, serangan bom lainnya terjadi di bagian lain Irak. Serangan ini menewaskan tiga orang, yang terdiri dari seorang tentara, warga sipil, dan militan yang ditembak mati saat hendak menanam sebuah bom pinggir jalan.
Irak menyaksikan letusan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu meluncur kembali ke konflik sipil, yang mencapai puncaknya pada 2006 dan 2007, ketika jumlah korban tewas bulanan terkadang melebihi 3.000 jiwa.
(esn)