AS jual delapan helikopter perang ke Indonesia

Selasa, 27 Agustus 2013 - 02:14 WIB
AS jual delapan helikopter...
AS jual delapan helikopter perang ke Indonesia
A A A
Sindonews.com - Amerika Serikat (AS) hari ini mengumumkan akan menjual delapan helikopter serang Apache ke Indonesia. Langkah ini sebagai upaya Negeri Adidaya itu dalam meningkatkan hubungan dengan Asia Tenggara, meskipun ada kekhawatiran tentang catatan hak asasi militer Indonesia.

Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel mengungkapkan, kontrak senilai USD500 juta, mencakup pelatihan pilot dan radar. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat hubungan militer sebagai bagian dari poros AS terhadap Asia-Pasifik di tengah kekhawatiran sikap Beijing.

"Menyediakan helikopter kelas dunia untuk Indonesia adalah contoh dari komitmen kami dalam membantu membangun kemampuan militer Indonesia," kata Hagel setelah pembicaraan dengan mitranya dari Indonesia, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, seperti dilansir dari AFP, Senin (26/8/2013).

Seorang pejabat pertahanan, yang tidak bersedia disebutkan namanya, menambahkan, bahwa penjualan helikopter Apache - yang pertama dengan militer Indonesia - adalah langkah bijaksana dalam mendukung keamanan di kawasan ini.

Para pejabat tidak mengatakan, kapan helikopter yang dibuat Boeing AS itu akan dikirim. Seperti diketahui, AS membekukan kerja sama pertahanan dan penjualan senjata ke Indonesia atas keprihatinan mereka terhadap pelanggaran selama pemerintahan tiga dekade Presiden Soeharto, yang berakhir pada 1998.

Di bawah Soeharto, pasukan khusus dituduh telah melakukan pembunuhan di luar hukum, dan penjualan helikopter datang meskipun kekhawatiran memiliki catatan hak militer. Bahkan, parlemen Belanda tahun lalu menolak rencana penjualan tank ke Indonesia, bekas jajahannya atas keprihatinan hak asasi manusia.

Namun, Yusgiantoro mengatakan kepada wartawan pada Senin, bahwa angkatan bersenjata Indonesia telah mengalami reformasi sejak 1998. "Kami sekarang telah berubah," ucapnya.

Penjualan tersebut juga dilengkapi meningkatnya kekhawatiran Washington atas sikap assertive Beijing di wilayah sengketa Laut China Selatan. Sementara Indonesia tidak memiliki klaim bersaing dengan Beijing atas wilayah laut, seperti Filipina, karena merupakan kekuatan regional yang besar dan dipandang memegang peran kunci dalam menyelesaikan perselisihan.

Hagel memulai tur Asia Tenggara pekan lalu di Malaysia. Setelah Jakarta, dia menuju Brunei pada Selasa untuk pertemuan pertahanan regional yang mencakup China. Terakhir, Hagel akan terbang ke Filipina.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7210 seconds (0.1#10.140)