Operator reaktor nuklir Fukushima dinilai ceroboh
A
A
A
Sindonews.com – Komisaris Otoritas Pengendalian Nuklir (NRA), Fuketa, mengatakan operator reaktor nuklir Fukushima, Tepco, telah bertindak ceroboh dalam mengatasi air radioaktif yang berbahaya. NRA juga menganggap Tepco gagal menjaga fasilitas nuklir tersebut.
Pernyataan itu disampaikan setelah NRA melakukan inspeksi ke pabrik reaktor nuklir Fukushima, Jumat (23/8/2013). ”Pada dasarnya, mereka yang bertanggung jawab atas air radioaktif. Mereka tidak mengambil tindakan untuk risiko terburuk dari kebocoran itu,” kata Fuketa, seperti dikutip Reuters.
”Di atas semua itu, dan ini adalah kesan yang saya miliki, sebelum saya melakukan inspeksi. Saya tidak bisa membantu, tapi saya katakan dari inspeksi, itu tindakan ceroboh,” ujarnya.
Krisis nuklir Jepang minggu ini meningkat ke level terburuk, sejak gempa besar dan tsunami melumpuhkan pabrik nuklir itu dua tahun yang lalu. Sebelumnya, Tokyo Electric Power Co (Tepco) mengatakan ada air di tank yang terkontaminasi cairan radioaktif yang bocor sebanyak 300 ton.
Pemerintah Jepang bersiap mengumumkan kebocoran air beracun di pabrik nuklir Fukushima dalam status ”insiden serius” tingkat tiga. Status itu merupakan yang terparah sejak kebocoran masif akibat gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang 2011 silam.
Sebelumnya, NRA, mengatakan, bahwa kebocoran reaktor nuklir Fukushima diklasifikasikan sebagai “insiden serius” tingkat tiga. Kebocoran sebelumnya, berstatus tingkat satu karena tidak ada ancaman yang krusial.
Pada bulan Juli 2013, Tepco mengakui bahwa radioaktif meracuni tanah yang menyebar ke wilayah Samudera Pasifik. Michael Friedlander, seorang insinyur nuklir dan mantan operator pembangkit listrik AS, mengatakan status tingkat 3 pada kerusakan fasilitas nuklir itu berdampak pada masyarakat umum.
Pernyataan itu disampaikan setelah NRA melakukan inspeksi ke pabrik reaktor nuklir Fukushima, Jumat (23/8/2013). ”Pada dasarnya, mereka yang bertanggung jawab atas air radioaktif. Mereka tidak mengambil tindakan untuk risiko terburuk dari kebocoran itu,” kata Fuketa, seperti dikutip Reuters.
”Di atas semua itu, dan ini adalah kesan yang saya miliki, sebelum saya melakukan inspeksi. Saya tidak bisa membantu, tapi saya katakan dari inspeksi, itu tindakan ceroboh,” ujarnya.
Krisis nuklir Jepang minggu ini meningkat ke level terburuk, sejak gempa besar dan tsunami melumpuhkan pabrik nuklir itu dua tahun yang lalu. Sebelumnya, Tokyo Electric Power Co (Tepco) mengatakan ada air di tank yang terkontaminasi cairan radioaktif yang bocor sebanyak 300 ton.
Pemerintah Jepang bersiap mengumumkan kebocoran air beracun di pabrik nuklir Fukushima dalam status ”insiden serius” tingkat tiga. Status itu merupakan yang terparah sejak kebocoran masif akibat gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang 2011 silam.
Sebelumnya, NRA, mengatakan, bahwa kebocoran reaktor nuklir Fukushima diklasifikasikan sebagai “insiden serius” tingkat tiga. Kebocoran sebelumnya, berstatus tingkat satu karena tidak ada ancaman yang krusial.
Pada bulan Juli 2013, Tepco mengakui bahwa radioaktif meracuni tanah yang menyebar ke wilayah Samudera Pasifik. Michael Friedlander, seorang insinyur nuklir dan mantan operator pembangkit listrik AS, mengatakan status tingkat 3 pada kerusakan fasilitas nuklir itu berdampak pada masyarakat umum.
(esn)