Mantan Wapres Mesir hadapi tuntuan pengkhianatan kepercayaan

Rabu, 21 Agustus 2013 - 03:57 WIB
Mantan Wapres Mesir...
Mantan Wapres Mesir hadapi tuntuan pengkhianatan kepercayaan
A A A
Sindonews.com – Mohamed ElBaradei, mantan Wakil Presiden Mesir, akan dituntut di pengadilan untuk "pengkhianatan kepercayaan" atas keputusannya untuk keluar dari pemerintah yang didukung militer sebagai protes atas tindakan keras berdarah terhadap Ikhwanul Muslimin.

“Kasus ini dibawa oleh seorang profesor hukum Mesir dan akan didengar di pengadilan Kairo pada 19 September,” Sebut sebuah sumber di Pengadilan Mesir, Selasa (20/8/2013), seperti dikutip dari Reuters.

Menurut laporan Reuters, kasus ini diajukan oleh Sayyid Ateeq, seorang profesor hukum di Universitas Helwan. "Saya mengangkat kasus terhadap Dr ElBaradei. Dia diangkat dalam kapasitasnya sebagai wakil dari NSF dan mayoritas orang-orang yang menandatangani deklarasi Tamarod," kata Ateeq .

"Dr ElBaradei dipercayakan dengan posisi ini dan dia memiliki kewajiban untuk kembali kepada mereka yang dipercayakan kepadanya dan meminta untuk mengundurkan diri," lanjutnya. Menurut Ateeq, jika terbukti bersalah, ElBaradei bisa menghadapi tiga tahun penjara.

Tapi sumber pengadilan mengatakan hukuman maksimal yang bisa dikenakan dalam kasus semacam ini adalah denda dan hukuman penjara ditangguhkan. ElBaradei sendiri telah meninggalkan Mesir pada awal pekan ini dan menuju Eropa. Ia mungkin tidak akan menghadiri sidang apapun dalam kasus ini.

ElBaradei, yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Nuklir PBB dan Wakil Pemimpin partai sekuler di Mesir, adalah figur dari kalangan liberal yang paling menonjol dalam mendukung penggulingan Mohamed Morsi dari kursi Presiden Mesir oleh militer pada awal Juli silam.

Tapi, dia membuat musuh baru pada 14 Agustus, setelah menyatakan pengunduran diri. ElBaradei memutuskan mundur dari jabatan Wapres Mesir, setelah pasukan keamanan menggunakan kekerasan untuk menghancurkan kamp-kamp protes yang didirikan para pendukung Morsi yang berasal dari kalangan Ikhwanul Muslimin. Bentrokan ini menewaskan ratusan orang.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0947 seconds (0.1#10.140)