CIA: Penggulingan Assad berisiko bagi keamanan AS
A
A
A
Sindonews.com - Seorang pejabat senior CIA, telah memperingatkan, bahwa perang yang disponsori asing di Suriah dengan tujuan menggulingkan pemerintah Presiden Bashar al-Assad, berisiko besar pada keamanan nasional AS.
Wakil Direktur CIA, Michael Morell, kepada The Wall Street Journal, mengatakan, saat ini banyak orang asing dari negara Barat datang ke Suriah dan bergabung dengan kelompok jaringan al-Qaeda. Bahkan, mereka lebih memilih pergi ke Suriah ketimbang ke Irak.
”Ini mungkin masalah yang paling penting di dunia saat ini,” kata Morell, mengacu pada perang di Suriah, seperti dikutip Press TV, Kamis (8/8/2013).
Morell, yang pensiun setelah 33 tahun bekerja sebagai agen mata-mata itu, mengatakan, jika al-Qaeda sampai menggantikan pemerintah Suriah, itu akan menjadi bahaya besar. Karena, kata Morell, senjata pemerintah Suriah akan jatuh ke tangan teroris dan bisa mengancam keamanan AS.
Para wakil direktur CIA, juga mengatakan kekerasan di Suriah, akan merembet ke perbatasan Libanon, Yordania dan Irak. Gedung Putih mengumumkan, pada bulan Juni 2013, bahwa mereka akan menawarkan bantuan militer kepada militan asing anti-Assad.
Kerusuhan yang melanda Suriah dimulai sejak Maret 2011. Pemerintah Suriah sendiri meyakini, kekacauan di negara itu diatur pihak asing.
Wakil Direktur CIA, Michael Morell, kepada The Wall Street Journal, mengatakan, saat ini banyak orang asing dari negara Barat datang ke Suriah dan bergabung dengan kelompok jaringan al-Qaeda. Bahkan, mereka lebih memilih pergi ke Suriah ketimbang ke Irak.
”Ini mungkin masalah yang paling penting di dunia saat ini,” kata Morell, mengacu pada perang di Suriah, seperti dikutip Press TV, Kamis (8/8/2013).
Morell, yang pensiun setelah 33 tahun bekerja sebagai agen mata-mata itu, mengatakan, jika al-Qaeda sampai menggantikan pemerintah Suriah, itu akan menjadi bahaya besar. Karena, kata Morell, senjata pemerintah Suriah akan jatuh ke tangan teroris dan bisa mengancam keamanan AS.
Para wakil direktur CIA, juga mengatakan kekerasan di Suriah, akan merembet ke perbatasan Libanon, Yordania dan Irak. Gedung Putih mengumumkan, pada bulan Juni 2013, bahwa mereka akan menawarkan bantuan militer kepada militan asing anti-Assad.
Kerusuhan yang melanda Suriah dimulai sejak Maret 2011. Pemerintah Suriah sendiri meyakini, kekacauan di negara itu diatur pihak asing.
(esn)