Mediator asing khawatir gagal atasi krisis Mesir
A
A
A
Sindonews.com - Mediator internasional khawatir upaya untuk menyelesaikan krisis politik di Mesir mungkin gagal. Salah satu senator AS memperingatkan, pertumpahan darah di negara itu kemungkinan bisa terjadi kembali.
Senator AS, John McCain dan Lindsey Graham, mendesak pemerintah interim Mesir yang didukung militer, untuk membebaskan para tahanan politik. Mereka juga mendesak dilakukan pembicaraan dengan kelompok Ikhwanul Muslimin pendukung Presiden Mesir terguling, Mohammed Morsi.
Dua senator AS itu, kemarin melakukan pembicaraan dengan Wakil Presiden interim Mesir Mohamed ElBaradei, Perdana Menteri Hazem Beblawi, dan kepala angkatan bersenjata, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi. Mereka juga bertemu anggota sayap politik Ikhwanul Muslimin, yakni para pimpinan Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP).
McCain mengatakan, jika mediasi gagal Mesir akan dilanda pertumpahan darah habis-habisan. ”Ya Tuhan, saya tidak tahu itu buruk,” kata McCain, seperti dikutip BBC, Rabu (7/8/2013). ”Orang-orang ini (warga Mesir), hanya beberapa hari atau minggu jauh dari pertumpahan darah.”
Menurutnya, peran Ikhwanul Muslimin dalam rekonsiliasi di Mesir tidak bisa diabaikan. ”Hanya ada satu cara untuk membawa Mesir damai. Dan itu adalah proses negosiasi dan rekonsiliasi antar-pemain utama (kubu berseteru di Mesir),” lanjut McCain.
Kekhawatiran kegagalan mediasi juga disampaikan Graham. ”Saya akan melangkah lebih jauh, saya pikir itu akan gagal jika sesuatu tidak berubah.”
Sementara itu, Presiden interim Mesir, Adly Mansour, bersikeras setiap kekerasan yang mengganggu keamanan negara tidak bisa ditolerir. ”Gangguan tidak dapat diterima dalam urusan internal".
Senator AS, John McCain dan Lindsey Graham, mendesak pemerintah interim Mesir yang didukung militer, untuk membebaskan para tahanan politik. Mereka juga mendesak dilakukan pembicaraan dengan kelompok Ikhwanul Muslimin pendukung Presiden Mesir terguling, Mohammed Morsi.
Dua senator AS itu, kemarin melakukan pembicaraan dengan Wakil Presiden interim Mesir Mohamed ElBaradei, Perdana Menteri Hazem Beblawi, dan kepala angkatan bersenjata, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi. Mereka juga bertemu anggota sayap politik Ikhwanul Muslimin, yakni para pimpinan Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP).
McCain mengatakan, jika mediasi gagal Mesir akan dilanda pertumpahan darah habis-habisan. ”Ya Tuhan, saya tidak tahu itu buruk,” kata McCain, seperti dikutip BBC, Rabu (7/8/2013). ”Orang-orang ini (warga Mesir), hanya beberapa hari atau minggu jauh dari pertumpahan darah.”
Menurutnya, peran Ikhwanul Muslimin dalam rekonsiliasi di Mesir tidak bisa diabaikan. ”Hanya ada satu cara untuk membawa Mesir damai. Dan itu adalah proses negosiasi dan rekonsiliasi antar-pemain utama (kubu berseteru di Mesir),” lanjut McCain.
Kekhawatiran kegagalan mediasi juga disampaikan Graham. ”Saya akan melangkah lebih jauh, saya pikir itu akan gagal jika sesuatu tidak berubah.”
Sementara itu, Presiden interim Mesir, Adly Mansour, bersikeras setiap kekerasan yang mengganggu keamanan negara tidak bisa ditolerir. ”Gangguan tidak dapat diterima dalam urusan internal".
(esn)