Hamas: Fatah harus memilih di antara dua pilihan
A
A
A
Sindonews.com – Gerakan Islam Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan, bahwa partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas harus memutuskan, apakah ingin rekonsiliasi atau mengadakan pembicaraan dengan Israel.
Sami Abu Zuhri, Juru Bicara Hamas di Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan email, bahwa Fatah melontarkan pernyataan tegang terhadap Hamas. “Itu dilakukan untuk menyembunyikan skandal melanjutkan perundingan perdamaian (dengan Israel), yang sebagian besar ditentang," ujarnya, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (23/7/2013).
Pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengatakan, perunding Israel dan Palestina akan segera bertemu di Washington. Hal ini bisa terjadi, setelah adanya diplomasi intensif yang dilakukan Kerry di wilayah itu selama beberapa bulan terakhir.
"Fatah harus memilih antara mengakhiri perpecahan dan mencapai rekonsiliasi internal atau melanjutkan pembicaraan perdamaian langsung dengan pendudukan," kata Zuhri. Ia menambahkan, bahwa Hamas tidak peduli jika Fatah menduga ini ada hubungannya dengan Hamas.
Hamas telah menentang pembicaraan damai dengan Israel sejak Palestina menandatangani perjanjian perdamaian Oslo dengan Israel pada tahun 1993, meskipun bergabung dengan Otoritas Nasional Palestina dan memenangkan pemilu pada tahun 2006.
Sami Abu Zuhri, Juru Bicara Hamas di Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan email, bahwa Fatah melontarkan pernyataan tegang terhadap Hamas. “Itu dilakukan untuk menyembunyikan skandal melanjutkan perundingan perdamaian (dengan Israel), yang sebagian besar ditentang," ujarnya, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (23/7/2013).
Pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengatakan, perunding Israel dan Palestina akan segera bertemu di Washington. Hal ini bisa terjadi, setelah adanya diplomasi intensif yang dilakukan Kerry di wilayah itu selama beberapa bulan terakhir.
"Fatah harus memilih antara mengakhiri perpecahan dan mencapai rekonsiliasi internal atau melanjutkan pembicaraan perdamaian langsung dengan pendudukan," kata Zuhri. Ia menambahkan, bahwa Hamas tidak peduli jika Fatah menduga ini ada hubungannya dengan Hamas.
Hamas telah menentang pembicaraan damai dengan Israel sejak Palestina menandatangani perjanjian perdamaian Oslo dengan Israel pada tahun 1993, meskipun bergabung dengan Otoritas Nasional Palestina dan memenangkan pemilu pada tahun 2006.
(esn)