Bentrokan kembali pecah di Mesir, 3 wanita terbunuh
A
A
A
Sindonews.com - Tiga wanita tewas dalam bentrokan antara loyalis dan penentang Mohamed Morsi (Presiden Mesir yang dilengserkan militer. Demikian disampaikan pihak medis Mesir, Sabtu (20/7/2013).
Bentrokan maut itu terjadi, meski militer Mesir sudah memberikan peringatan keras pada semua demonstran. ”Tiga orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka. Sebagian mengalami luka tusuk, dalam bentrokan pendukung dan penentang Morsi,” kata Adel Said, seorang pejabat rumah sakit kota Mansura, Delta Nil, kepada AFP, sebagaimana dikutip Channel News Asia.
Insiden yang menewaskan tiga wanita itu, terjadi Jumat kemarin. Pihak berwenang menyatakan, ribuan loyalis Morsi kemarin, berbaris melalui jalan-jalan sempit kota. Kemudian, beberapa ”preman" menyerang mereka dengan senapan, pisau dan batu.
Ketegangan di Mesir sudah berlangsung dua pekan, sejak Morsi dilengserkan. Para pendukung Morsi terus berdemosntrasi, meski presiden interim Mesir, Adly Mansour dan kabinet baru Mesir sudah mulai bekerja. Para loyalis Morsi tetap menuntut kekuasaan Morsi yang diperoleh lewat Pemilu yang demokratis tahun lalu, dikembalikan.
Sebelum demonstrasi berlangsung, pihak militer memperingatkan akan melakukan tindakan tegas, jika demonstrasi berujung pada kekerasan. ”Siapa pun yang memilih kekerasan dalam protes hari Jumat akan membahayakan hidupnya, dan akan diperlakukan dengan ketegasan hati, dalam batas-batas hukum," kata pihak militer dalam sebuah pernyataan.
Mansour sendiri berjanji untuk memperjuangkan stabilitas Mesir dari lawannya yang ia tuduh menggiring Mesir ke dalam jurang kekacauan. ”Kami akan melawan pertempuran untuk keamanan sampai akhir. Kami akan menjaga revolusi,” kata Mansour.
Bentrokan maut itu terjadi, meski militer Mesir sudah memberikan peringatan keras pada semua demonstran. ”Tiga orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka. Sebagian mengalami luka tusuk, dalam bentrokan pendukung dan penentang Morsi,” kata Adel Said, seorang pejabat rumah sakit kota Mansura, Delta Nil, kepada AFP, sebagaimana dikutip Channel News Asia.
Insiden yang menewaskan tiga wanita itu, terjadi Jumat kemarin. Pihak berwenang menyatakan, ribuan loyalis Morsi kemarin, berbaris melalui jalan-jalan sempit kota. Kemudian, beberapa ”preman" menyerang mereka dengan senapan, pisau dan batu.
Ketegangan di Mesir sudah berlangsung dua pekan, sejak Morsi dilengserkan. Para pendukung Morsi terus berdemosntrasi, meski presiden interim Mesir, Adly Mansour dan kabinet baru Mesir sudah mulai bekerja. Para loyalis Morsi tetap menuntut kekuasaan Morsi yang diperoleh lewat Pemilu yang demokratis tahun lalu, dikembalikan.
Sebelum demonstrasi berlangsung, pihak militer memperingatkan akan melakukan tindakan tegas, jika demonstrasi berujung pada kekerasan. ”Siapa pun yang memilih kekerasan dalam protes hari Jumat akan membahayakan hidupnya, dan akan diperlakukan dengan ketegasan hati, dalam batas-batas hukum," kata pihak militer dalam sebuah pernyataan.
Mansour sendiri berjanji untuk memperjuangkan stabilitas Mesir dari lawannya yang ia tuduh menggiring Mesir ke dalam jurang kekacauan. ”Kami akan melawan pertempuran untuk keamanan sampai akhir. Kami akan menjaga revolusi,” kata Mansour.
(esn)