Wakil Menlu AS sambangi Mesir setelah Morsi lengser
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Luar Negeri AS, William Burns, berangkat ke Mesir pada Minggu kemarin, untuk membahas rencana pembentukan pemerintahan sipil pada Senin (15/7/2013). Departemen Luar Negeri AS menyatakan, kunjungan pejabat senior AS itu merupakan yang pertama kali, usai Mohamed Morsi dilengserkan dari kursi Presiden Mesir oleh militer.
Burns akan berkunjung tiga hari di Mesir. Ia akan berdiskusi dengan para pemimpin Mesir terkait pembentukan pemerintahan sipil. ”Semua pertemuan itu menekankan, bahwa dukungan AS untuk rakyat Mesir, untuk mengakhiri semua kekerasan, dan membuat pemerintahan transisi yang inklusif sampai terbentuk pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis,” kata Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.
Pengembalian kekuasaan secepatnya ke tangan sipil menjadi perhatian Pemerintahan Obama, sejak Morsi dilengserkan militer pada 3 Juli 2013 dengan alasan gagal mengendalikan protes massal.
Presiden interim Mesir, Adly Mansour, pada Senin, mulai menyusun jadwal kerja untuk masa transisi. Di antaranya, menyiapkan Pemilu Parlemen pada enam bulan mendatang, yang disusul kemudian dengan Pemilu Presiden.
Washington, sampai saat ini masih bimbang untuk menyebut, pelengseran Morsi oleh militer sebagai kudeta. Kebimbangan itu membuat bantuan tahunan AS ke Mesir senilai USD1,55 miliar masih ditinjau ulang.
Burns akan berkunjung tiga hari di Mesir. Ia akan berdiskusi dengan para pemimpin Mesir terkait pembentukan pemerintahan sipil. ”Semua pertemuan itu menekankan, bahwa dukungan AS untuk rakyat Mesir, untuk mengakhiri semua kekerasan, dan membuat pemerintahan transisi yang inklusif sampai terbentuk pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis,” kata Departemen Luar Negeri AS, dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.
Pengembalian kekuasaan secepatnya ke tangan sipil menjadi perhatian Pemerintahan Obama, sejak Morsi dilengserkan militer pada 3 Juli 2013 dengan alasan gagal mengendalikan protes massal.
Presiden interim Mesir, Adly Mansour, pada Senin, mulai menyusun jadwal kerja untuk masa transisi. Di antaranya, menyiapkan Pemilu Parlemen pada enam bulan mendatang, yang disusul kemudian dengan Pemilu Presiden.
Washington, sampai saat ini masih bimbang untuk menyebut, pelengseran Morsi oleh militer sebagai kudeta. Kebimbangan itu membuat bantuan tahunan AS ke Mesir senilai USD1,55 miliar masih ditinjau ulang.
(esn)