Pemberontak Suriah bantah gunakan senjata kimia
A
A
A
Sindonews.com - Tentara pembebasaan Suriah (FSA), kelompok utama pemberontak di Suriah, menuduh Rusia mengungkapkan sebuah laporan kebohongan. Tuduhan itu datang setelah wakil Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin mengatakan, dari hasil forensik, para pemberontak telah melacarkan serangan dengan menggunakan gas sarin, Rabu (10/7/2013).
"FSA menegaskan, bahwa laporan Rusia tentang penggunaan senjata kimia oleh pemberontak adalah palsu dan mengada-ada," ungkap Louay Muqdad, politisi dan kordinator media FAS kepada AFP. "Pemberontak tidak punya senjata kimia," imbuh Muqdad.
Muqdad mengatakan, Moskow kini tengah melindungi rezim pemerintahan Presiden Suriah Bashar al- Assad. "Hari ini ada lebih dari 10 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis yang terang-terangan memaparkan bukti yang tak terbantahkan, bahwa rezim Assad telahmenggunakan gas dan senjata kimia untuk membom warga sipil di Suriah," kata Muqdad.
"Serangan bom dengan menggunakan senjata kimia yang dilarang oleh hukum internasional, telah menargetkan setidaknya 15 lokasi di Suriah, " ungkap Muqdad. "Bukti itu diperoleh setelah dilakukan pengujian tanah dan tubuh korban tewas," imbuhnya.
Muqdad.mengungkapkan, senjata kimia itu bukan ditembakan dari darat, tapi dari pesawat tempur tentara Suriah. Churkin mengatakan, sarin yang tidak berbau, ada di dalam proyektil yang ditembakkan oleh oposisi ke wilayah Khan al-Asal, Aleppo pada 19 Maret 2013. Sekitar 200 orang tewas dalam serangan itu.
"Saya baru saja menyampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB, tentang hasil analisis dari sampel yang diambil para ahli kimia Rusia di wilayah Khan al-Asal,” kata Churkin. "Saya ingin menggarisbawahi, bahwa tidak seperti laporan lainnya yang disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB, tapi para ahli Rusia secara pribadi mengambil sampel dari proyektil,” lanjut dia.
Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, mengatakan, tuduhan itu akan diselidiki dan PBB akan membentuk tim investigasi. Namun, Pemeriinntah Suriah sendiri menolak keras dilakukan penyelidikan secara terbuka.
"FSA menegaskan, bahwa laporan Rusia tentang penggunaan senjata kimia oleh pemberontak adalah palsu dan mengada-ada," ungkap Louay Muqdad, politisi dan kordinator media FAS kepada AFP. "Pemberontak tidak punya senjata kimia," imbuh Muqdad.
Muqdad mengatakan, Moskow kini tengah melindungi rezim pemerintahan Presiden Suriah Bashar al- Assad. "Hari ini ada lebih dari 10 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis yang terang-terangan memaparkan bukti yang tak terbantahkan, bahwa rezim Assad telahmenggunakan gas dan senjata kimia untuk membom warga sipil di Suriah," kata Muqdad.
"Serangan bom dengan menggunakan senjata kimia yang dilarang oleh hukum internasional, telah menargetkan setidaknya 15 lokasi di Suriah, " ungkap Muqdad. "Bukti itu diperoleh setelah dilakukan pengujian tanah dan tubuh korban tewas," imbuhnya.
Muqdad.mengungkapkan, senjata kimia itu bukan ditembakan dari darat, tapi dari pesawat tempur tentara Suriah. Churkin mengatakan, sarin yang tidak berbau, ada di dalam proyektil yang ditembakkan oleh oposisi ke wilayah Khan al-Asal, Aleppo pada 19 Maret 2013. Sekitar 200 orang tewas dalam serangan itu.
"Saya baru saja menyampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB, tentang hasil analisis dari sampel yang diambil para ahli kimia Rusia di wilayah Khan al-Asal,” kata Churkin. "Saya ingin menggarisbawahi, bahwa tidak seperti laporan lainnya yang disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB, tapi para ahli Rusia secara pribadi mengambil sampel dari proyektil,” lanjut dia.
Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, mengatakan, tuduhan itu akan diselidiki dan PBB akan membentuk tim investigasi. Namun, Pemeriinntah Suriah sendiri menolak keras dilakukan penyelidikan secara terbuka.
(esn)