Perintah pendaratan darurat pesawat Morales berasal dari CIA
A
A
A
Sindonews.com - Kecurigaan Presiden Bolivia, Evo Morales, kepada Pemerintah AS atas insiden pendaratan darurat pesawatnya di Winna, Austria ada benarnya. Pasalnya, pendaratan pesawat yang dicurigai membawa whistleblower NSA yang diburu AS, Edaward Snowden itu, ternyata atas perintah Badan Intelijen AS (CIA).
Perintah CIA dalam insiden pendaratan pesawat Morales, diungkapkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Dia bersama para pemimpin negara di Amerika Latin kompak mendukung Morales dan menggelar pertemuan di pusat Kota Cochabamba.
Sebelum pertemuan itu, Maduro menyatakan, CIA telah memerintahkan Perancis, Portugal, Italia dan Spanyol untuk menolak akses wilayah udaranya untuk pesawat Morales pada Selasa lalu.
”Seorang menteri dari salah satu pemerintah Eropa secara pribadi mengatakan kepada kami melalui telepon bahwa mereka akan meminta maaf karena mereka terkejut, dan mereka mengungkap, bahwa perintah larangan penerbangan itu adalah CIA,” ujar Maduro, dikutip Morning Star, Jumat (5/7/2013).
Presiden Morales, sendiri mengancam akan menutup Kedutaan AS, setelah insiden pendaratan darurat pesawatnya itu. Morales meyakini, AS telah menekan negara-negara Eropa untuk menolak wilayah udaranya dimasuki pesawatnya. Dari ketegangan diplomatik tersebut, Morales pun bereaksi keras. ”Jika perlu, menutup Kedutaan Besar AS di Bolivia,” kata Morales.
”Kami tidak membutuhkan Kedutaan Besar AS di Bolivia,” kata Morales lagi. ”Tanganku tidak akan mengguncang untuk menutup Kedutaan AS. Kami memiliki martabat, kedaulatan. Tanpa Amerika Serikat, kita lebih baik secara politik, secara demokratis.”
Perintah CIA dalam insiden pendaratan pesawat Morales, diungkapkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Dia bersama para pemimpin negara di Amerika Latin kompak mendukung Morales dan menggelar pertemuan di pusat Kota Cochabamba.
Sebelum pertemuan itu, Maduro menyatakan, CIA telah memerintahkan Perancis, Portugal, Italia dan Spanyol untuk menolak akses wilayah udaranya untuk pesawat Morales pada Selasa lalu.
”Seorang menteri dari salah satu pemerintah Eropa secara pribadi mengatakan kepada kami melalui telepon bahwa mereka akan meminta maaf karena mereka terkejut, dan mereka mengungkap, bahwa perintah larangan penerbangan itu adalah CIA,” ujar Maduro, dikutip Morning Star, Jumat (5/7/2013).
Presiden Morales, sendiri mengancam akan menutup Kedutaan AS, setelah insiden pendaratan darurat pesawatnya itu. Morales meyakini, AS telah menekan negara-negara Eropa untuk menolak wilayah udaranya dimasuki pesawatnya. Dari ketegangan diplomatik tersebut, Morales pun bereaksi keras. ”Jika perlu, menutup Kedutaan Besar AS di Bolivia,” kata Morales.
”Kami tidak membutuhkan Kedutaan Besar AS di Bolivia,” kata Morales lagi. ”Tanganku tidak akan mengguncang untuk menutup Kedutaan AS. Kami memiliki martabat, kedaulatan. Tanpa Amerika Serikat, kita lebih baik secara politik, secara demokratis.”
(esn)