Pengusaha Korsel ancam tarik diri dari Kaesong
A
A
A
Sindonews.com – Puluhan perusahaan Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (3/7/2013), mengancam akan menarik diri dari zona industri bersama Kaesong yang terletak di Korea Utara (Korut). Para pengusaha ini mengeluh, bahwa mereka menjadi korban pertengkaran politik antara dua Korea.
Perwakilan dari 123 perusahaan Korsel yang memiliki pabrik-pabrik di Kaesong telah berulang kali mendesak Pemerintah Korut dan Korsel untuk membuka pembicaraan guna menghidupkan kembali kawasan industri yang saat ini tak lagi beroperasi itu.
Dari 123 perusahaan, 46 adalah produsen elektronik dan suku cadang mesin yang sarananya sangat rentan terhadap kelembaban udara dalam cuaca hujan saat ini. Terlebih dengan tidak adanya pemeliharaan.
"Para produsen mesin dan komponen elektronik tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kaesong harus dibuka kembali atau mereka harus pindah ke tempat lain," tegas Kim Hak-Kwon, yang mewakili 46 perusahaan, kepada wartawan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Sudah 92 hari sejak kompleks berhenti beroperasi, kesabaran kami telah terentang melampaui batas," lanjutnya. Hak-kwon mendesak Seoul dan Pyongyang untuk tidak membuang waktu dalam mengupayakan kemungkinkan manajer perusahaan untuk mengunjungi zona industri itu untuk pemeliharaan alat-alat pabrik.
“Beberapa perusahaan telah berada dalam tahap pembicaraan untuk memindahkan fasilitas mereka dari Kaesong ke luar negeri, termasuk China,” Hak-kwon.
Zona industri bersama Kaesong didirikan pada 2004, sebagai simbol kerjasama antar dua Korea. Namun, tiga bulan lalu, seiring dengan ketegangan di Semenanjung Korea, aktivitas di Kaesong terhenti. Korut menarik semua pekerja mereka dari kawasan itu dan melarang warga Korsel memasuki Kaesong.
Perwakilan dari 123 perusahaan Korsel yang memiliki pabrik-pabrik di Kaesong telah berulang kali mendesak Pemerintah Korut dan Korsel untuk membuka pembicaraan guna menghidupkan kembali kawasan industri yang saat ini tak lagi beroperasi itu.
Dari 123 perusahaan, 46 adalah produsen elektronik dan suku cadang mesin yang sarananya sangat rentan terhadap kelembaban udara dalam cuaca hujan saat ini. Terlebih dengan tidak adanya pemeliharaan.
"Para produsen mesin dan komponen elektronik tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kaesong harus dibuka kembali atau mereka harus pindah ke tempat lain," tegas Kim Hak-Kwon, yang mewakili 46 perusahaan, kepada wartawan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Sudah 92 hari sejak kompleks berhenti beroperasi, kesabaran kami telah terentang melampaui batas," lanjutnya. Hak-kwon mendesak Seoul dan Pyongyang untuk tidak membuang waktu dalam mengupayakan kemungkinkan manajer perusahaan untuk mengunjungi zona industri itu untuk pemeliharaan alat-alat pabrik.
“Beberapa perusahaan telah berada dalam tahap pembicaraan untuk memindahkan fasilitas mereka dari Kaesong ke luar negeri, termasuk China,” Hak-kwon.
Zona industri bersama Kaesong didirikan pada 2004, sebagai simbol kerjasama antar dua Korea. Namun, tiga bulan lalu, seiring dengan ketegangan di Semenanjung Korea, aktivitas di Kaesong terhenti. Korut menarik semua pekerja mereka dari kawasan itu dan melarang warga Korsel memasuki Kaesong.
(esn)