Arab Saudi desak Uni Eropa persenjatai pemberontak Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Arab Saudi, musuh dari Presiden Suriah, Bashar al-Assad, telah mendesak Uni Eropa untuk mempersenjatai Pemberontak Suriah tanpa penundaan. Desakan itu, menyusul sikap kebijakan AS baru-baru ini.
Uni Eropa mencabut larangan mempersenjatai pemberontak Suriah Mei lalu, ketika gagal untuk memperbaharui embargo senjata sebelum berakhir pada 1 Juni 2013. Tapi Inggris dan Perancis, yang telah menganjurkan mengangkat larangan tersebut, mengatakan mereka tidak akan mengirim senjata sebelum 1 Agustus 2013.
”Oposisi Suriah tidak hanya memerangi rezim Suriah, tetapi juga memerangi penjajah asing,” tulis kantor berita negara negara Saudi dari lembaga SPA, mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri, Pangeran Saud al-Faisal, yang dilansir Reuters, Senin (1/7/2013).
”Kerajaan Arab Saudi mengacu pada resolusi Uni Eropa untuk mengangkat larangan mempersenjatai oposisi Suriah, dan menjalankan resolusi ini dalam realita yang pedih di Suriah,” ujar Saud.
Dukungan Hizbullah kepada pasukan loyalis Assad telah mendorong AS untuk menjanjikan bantuan militer kepada pemberontak Suriah. The New York Times, melaporkan pada bulan Juni bahwa pasokan senjata, dikoordinasikan oleh CIA, termasuk senjata anti-tank.
Arab Saudi dan Qatar telah menjadi negara di Arab yang paling aktif dalam mendukung pemberontak Suriah yang mayoritas dari kaum Muslim Sunni.
Uni Eropa mencabut larangan mempersenjatai pemberontak Suriah Mei lalu, ketika gagal untuk memperbaharui embargo senjata sebelum berakhir pada 1 Juni 2013. Tapi Inggris dan Perancis, yang telah menganjurkan mengangkat larangan tersebut, mengatakan mereka tidak akan mengirim senjata sebelum 1 Agustus 2013.
”Oposisi Suriah tidak hanya memerangi rezim Suriah, tetapi juga memerangi penjajah asing,” tulis kantor berita negara negara Saudi dari lembaga SPA, mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri, Pangeran Saud al-Faisal, yang dilansir Reuters, Senin (1/7/2013).
”Kerajaan Arab Saudi mengacu pada resolusi Uni Eropa untuk mengangkat larangan mempersenjatai oposisi Suriah, dan menjalankan resolusi ini dalam realita yang pedih di Suriah,” ujar Saud.
Dukungan Hizbullah kepada pasukan loyalis Assad telah mendorong AS untuk menjanjikan bantuan militer kepada pemberontak Suriah. The New York Times, melaporkan pada bulan Juni bahwa pasokan senjata, dikoordinasikan oleh CIA, termasuk senjata anti-tank.
Arab Saudi dan Qatar telah menjadi negara di Arab yang paling aktif dalam mendukung pemberontak Suriah yang mayoritas dari kaum Muslim Sunni.
(esn)