Konflik sektarian di Xinjiang, media China salahkan Suriah

Senin, 01 Juli 2013 - 17:13 WIB
Konflik sektarian di Xinjiang, media China salahkan Suriah
Konflik sektarian di Xinjiang, media China salahkan Suriah
A A A
Sindonews.com - Media Pemerintah Cina pada Senin (1/7/2013), menyalahkan Pemerintah Suriah dan oposisinya, dan menuduh ada pelatihan ekstremis yang menyusup dan memicu kerusuhan mematikan di Xinjiang dalam empat tahun terakhir.

Secara internal, Pemerintah China menyebut, kekerasan di Xinjiang, yang didominasi warga Muslim Uighur--yang komunikasinya menggunakan bahasa Turki--, sebagai separatis Islam. Kelompok itu dituduh ingin mendirikan negara independen "Turkestan Timur".

Sikap menyalahkan Suriah itu, merupakan reaksi pertama Beijing melalui medianya. Kekerasan di Xinjiang, dianggap Pemerintah China dilakukan orang-orang luar negeri, seperti seperti Pakistan. Bukan dari kemarahan warga lokal.

The Global Times, sebuah tabloid milik The People’s Daily, yang mencerminkan sikap Pemerintah China, menulis, beberapa anggota Faksi "Turkestan Timur" telah pindah dari Turki ke Suriah.

”Baru-baru ini secara eksklusif, beberapa anggota fraksi 'Turkestan Timur' telah memasuki Suriah dari Turki, berpartisipasi dalam kegiatan ekstremis, dan organisasi teroris yang berjuang bersama pasukan oposisi untuk melawan tentara Suriah,” tulis The Global Times.

”Pada saat yang sama, unsur-unsur dari 'Turkestan Timur' menyusup ke wilayah China untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teroris,” lanjut laporan media itu.

Pihak berwenang China telah menangkap Maimaiti Aili,23, yang dicap sebagai teroris Turkestan Timur dari Gerakan Islam (ETIM). Aili, menurut laporan media itu, juga mengambil peran dalam perang Suriah.

”ETIM secara khusus meminta saya untuk melaksanakan menyabotase kegiatan di Xinjiang dan meningkatkan perjuangan di sana,” tulis Global Times, mengutip pernyataan Aili, dilansir Reuters. Para pejabat di Xinjiang dan pejabat kemanan China, belum memberkan komentar atas laporan media itu.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6609 seconds (0.1#10.140)