AS larang warganya terbang ke Libanon
A
A
A
Sindonews.com - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kembali mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Libanon. Peringatan ini disampaikan dengan alasan keselamatan dan keamanan, Selasa (25/6/2013).
"Menyoroti peningkatan bentrok sektarian di Libanon dan menyebarnya kekerasan yang terjadi di Suriah, kami mendesak semua warga AS menghindari semua perjalanan ke Libanon demi keselamatan dan keamanan," ungkap Kedubes AS dalam sebuah pernyataan.
Kedutaan AS mengatakan, semua warga yang berada di Libanon harus memahami resiko yang mereka hadapi, sebab pihak kedutaan AS memiliki kemampuan terbatas untuk menjangkau seluruh wilayah Libanon.
"Karyawan kedutaan tidak menjamin bisa memberikan bantuan kepada seluruh warga AS di seluruh Libanon. Mereka yang melakukan perjalanan ke Libanon bertanggung jawab penuh mengatur semua kegiatan mereka di Libanon," lanjut isi pernyataan itu.
AS mengeluarkan peringatan larangan terbang pertama kali pada April lalu. Saat itu, AS melihat aksi kekerasan di Libanon terus meningkat, sementara pemerintah Libanon tidak dapat memberikan jaminan perlindungan bagi warganya ataupun wisawatan asing.Peringatan Kedutaan AS datang dua hari pasca bentrok antara kelompok Muslim Sunni bersenjata di Kota Sidon selatan.
Bentrokan itu dipicu penahanan seorang pengikut kelompok garis keras Sunni pimpinan ulama Sheikh Ahmed al-Assir, pada Minggu (23/6/2013). Bentrok tersebut melukai 60 orang dan menewaskan 16 tentara Libanon.
"Menyoroti peningkatan bentrok sektarian di Libanon dan menyebarnya kekerasan yang terjadi di Suriah, kami mendesak semua warga AS menghindari semua perjalanan ke Libanon demi keselamatan dan keamanan," ungkap Kedubes AS dalam sebuah pernyataan.
Kedutaan AS mengatakan, semua warga yang berada di Libanon harus memahami resiko yang mereka hadapi, sebab pihak kedutaan AS memiliki kemampuan terbatas untuk menjangkau seluruh wilayah Libanon.
"Karyawan kedutaan tidak menjamin bisa memberikan bantuan kepada seluruh warga AS di seluruh Libanon. Mereka yang melakukan perjalanan ke Libanon bertanggung jawab penuh mengatur semua kegiatan mereka di Libanon," lanjut isi pernyataan itu.
AS mengeluarkan peringatan larangan terbang pertama kali pada April lalu. Saat itu, AS melihat aksi kekerasan di Libanon terus meningkat, sementara pemerintah Libanon tidak dapat memberikan jaminan perlindungan bagi warganya ataupun wisawatan asing.Peringatan Kedutaan AS datang dua hari pasca bentrok antara kelompok Muslim Sunni bersenjata di Kota Sidon selatan.
Bentrokan itu dipicu penahanan seorang pengikut kelompok garis keras Sunni pimpinan ulama Sheikh Ahmed al-Assir, pada Minggu (23/6/2013). Bentrok tersebut melukai 60 orang dan menewaskan 16 tentara Libanon.
(esn)