Di Twitter, Walikota Ankara tuduh koresponden BBC mata-mata
A
A
A
Sindonews.com - Walikota Ankara, Turki, Ibrahim Melih Gokcek, melalui akun Twitter-nya, menuduh koresponden BBC sebagai mata-mata asing dan menjadi provokator. Dengan menuliskan hastag perang Turki, Gokcek menuliskan rangkaian tweet-nya berbahasa Inggris.
Drama percekcokan di dunia maya itu, dimulai Minggu lalu, ketika Gokcek, yang jadi walikota di Ibu Kota Turki selama lebih dari satu dekade, itu menuduh wartawan BBC untuk wilayah Turki sebagai agen asing.
”Siapakah @selingirit? Wartawan BBC di Turki,” tulis Gokcek, dikutip CNN, Selasa (25/6/2013). ”Dipimpin oleh Inggris, mereka mencoba untuk meruntuh perekonomian kita melalui agen sewaan, baik nasional maupun internasional. Mereka bermimpi agar Turki untuk menjadi 'orang sakit di Eropa' sekali lagi. Berikut ini adalah bukti nyata,” lanjut Gokcek dalam rangkaian tweet-nya.
Gokcek adalah pejabat terpilih dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) atau partai berkuasa pimpinan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Sejak gelombang demonstrasi meletus di Turki, Erdogan dan wakilnya telah menuduh demonstran sebagai teroris dan pengacau yang digerakkan oleh asing.
Gokcek bertekad untuk membuktikan tuduhannya itu pada Minggu ini melalui akun Twitter-nya. Tak lama setelah menuduh Girit (koresponden BBC) sebagai mata-mata, ia menuliskan hastag (#) INGILTEREADINAAJANLIKYAPMASELINGIRIT Turki, yang maknanya; ”Jangan menjadi mata-mata atas nama Inggris, Selin Girit."
Walikota Ankara itu kemudian meluncurkan kampanye untuk membuat hashtag itu ke seluruh dunia melalui akun Twitter-nya.
Tapi, perang di dunia maya yang diserukan Gokcek itu, menjadi bumerang. Dalam beberapa jam, muncul hastag tandingan yang menyerang Gokcek. Lawan-lawannya menuliskan hastag (#) provokatormelihgokçek (Melih Gokcek adalah provokator).
Tapi Gokcek kembali bereaksi. Dia mengancam siapa pun pemilik akun yang retweeted hashtag yang menuduhnya sebagai provokator akan berhadapan dengan hukum.
”Pengacara saya akan menuntut semua orang satu persatu yang men-tweet # ProvokatorMelihGokcek, Tidak ada yang bisa lolos, karena Turki adalah negara hukum,” kata Gokcek pada akun Twitter-nya Minggu malam.
BBC pun menyayangkan tuduhan Gokcek. ”Sejumlah pesan ancaman besar telah dikirim ke salah satu wartawan kami, dan menyerangnya melalui media sosial, itu dilakukan oleh Walikota Ankara,” tulis Peter Horrocks, Direktur Berita Global BBC.
Drama percekcokan di dunia maya itu, dimulai Minggu lalu, ketika Gokcek, yang jadi walikota di Ibu Kota Turki selama lebih dari satu dekade, itu menuduh wartawan BBC untuk wilayah Turki sebagai agen asing.
”Siapakah @selingirit? Wartawan BBC di Turki,” tulis Gokcek, dikutip CNN, Selasa (25/6/2013). ”Dipimpin oleh Inggris, mereka mencoba untuk meruntuh perekonomian kita melalui agen sewaan, baik nasional maupun internasional. Mereka bermimpi agar Turki untuk menjadi 'orang sakit di Eropa' sekali lagi. Berikut ini adalah bukti nyata,” lanjut Gokcek dalam rangkaian tweet-nya.
Gokcek adalah pejabat terpilih dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) atau partai berkuasa pimpinan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Sejak gelombang demonstrasi meletus di Turki, Erdogan dan wakilnya telah menuduh demonstran sebagai teroris dan pengacau yang digerakkan oleh asing.
Gokcek bertekad untuk membuktikan tuduhannya itu pada Minggu ini melalui akun Twitter-nya. Tak lama setelah menuduh Girit (koresponden BBC) sebagai mata-mata, ia menuliskan hastag (#) INGILTEREADINAAJANLIKYAPMASELINGIRIT Turki, yang maknanya; ”Jangan menjadi mata-mata atas nama Inggris, Selin Girit."
Walikota Ankara itu kemudian meluncurkan kampanye untuk membuat hashtag itu ke seluruh dunia melalui akun Twitter-nya.
Tapi, perang di dunia maya yang diserukan Gokcek itu, menjadi bumerang. Dalam beberapa jam, muncul hastag tandingan yang menyerang Gokcek. Lawan-lawannya menuliskan hastag (#) provokatormelihgokçek (Melih Gokcek adalah provokator).
Tapi Gokcek kembali bereaksi. Dia mengancam siapa pun pemilik akun yang retweeted hashtag yang menuduhnya sebagai provokator akan berhadapan dengan hukum.
”Pengacara saya akan menuntut semua orang satu persatu yang men-tweet # ProvokatorMelihGokcek, Tidak ada yang bisa lolos, karena Turki adalah negara hukum,” kata Gokcek pada akun Twitter-nya Minggu malam.
BBC pun menyayangkan tuduhan Gokcek. ”Sejumlah pesan ancaman besar telah dikirim ke salah satu wartawan kami, dan menyerangnya melalui media sosial, itu dilakukan oleh Walikota Ankara,” tulis Peter Horrocks, Direktur Berita Global BBC.
(esn)