Kepala NSA bela program penyadapan AS

Kamis, 13 Juni 2013 - 10:49 WIB
Kepala NSA bela program penyadapan AS
Kepala NSA bela program penyadapan AS
A A A
Sindonews.com – Kepala Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Keith Alexander membela program surveilans (penyadapan) rahasia catatan telepon dan internet yang dibocorkan Edward Snowden.

Alexander mengklaim program surveilans itu berhasil mencegah puluhan plot teroris. Pada Rabu (12/6/2013), Alexander berjanji untuk mengungkap lebih tentang rincian program penyadapan itu pada pekan depan.

”Ada puluhan peristiwa terorisme, dan program ini telah membantu mencegahnya,” kata Alexander saat berbicara di sidang panel Senat, dikutip Xinhua, Kamis (13/6/2013).

Dia membela program penyadapan NSA itu, dengan memberikan informasi lebih spesifik tentang jumlah serangan yang digagalkan oleh program rahasia.

Program yang bekerja dengan mengumpulkan data catatan telepon dan Internet itu akan dijelaskan pada kedua anggota Parlemen AS pekan depan.

Alexander juga ditekan soal bagaimana Edward Snowden bisa mendapatkan akses ke informasi program NSA yang kemudian dibocorkan ke wartawan.

Kepala NSA itu mengatakan badan yang ia pimpin akan mengevaluasi akses dan proses yang mempekerjakan seseorang di NSA. Dua program NSA terungkap pekan lalu, setelah dibocorkan Edward Snowden,29.

Pejabat setempat berpendapat program itu menyerang keseimbangan antara privasi dan keamanan nasional. Namun, mereka juga pernah mengatakan bahwa program pengawasan internet “Prism” sudah membantu untuk menggagalkan plot teroris, termasuk rencana teror bom kereta bawah tanah di New York pada tahun 2009.

Namun, Anggota Komite Intelijen Senat, Mark Udall, mengatakan, bahwa tidak ada bukti Program penyadapan catatan telepon NSA telah membantu menggagalkan setiap rencana teror.

Sedangkan Guardian dan Washington Post melaporkan, NSA dan FBI diam-diam menekan langsung ke pusat server sembilan perusahaan internet AS, ekstraksi audio, video, foto, e-mail, dokumen dan log koneksi yang memungkinkan analis untuk melacak gerakan dan kontak seseorang dari waktu ke waktu.

Perusahaan-perusahaan teknologi yang berpartisipasi dalam program itu antara lain, Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple. Google dan perusahaan internet besar lainnya membantah laporan berita bahwa mereka telah memberikan akses langsung server mereka kepada NSA.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6196 seconds (0.1#10.140)