KJRI: 1 WNI tewas dan ratusan pingsan dalam kericuhan di Jeddah
A
A
A
Sindonews.com – Pihak Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Saudi Arabia mengkonfirmasi korban tewas dalam kericuhan antrean ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada Sabtu(8/6/2013) satu orang. Sedangkan korban pingsan mencapai ratusan WNI.
Konfirmasi resmi KJRI di Jeddah itu disampaikan pihak Kemenlu lewat rilisnya, pada Senin (10/6/2013).
Insiden itu bermula saat lebih dari 12 ribu orang antre untuk minta dilayani petugas KJRI. Namun, pada hari itu, petugas yang ada hanya sanggup melayani sebanyak 5.931 orang hingga pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Petugas mengatakan, WNI yang belum terlayani bisa datang lagi ke KJRI pada hari berikutnya, Minggu (9/6/2013). Namun, sebagian massa merasa kecewa dan mulai melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji.
”Namun, situasi masih dapat dikendalikan oleh aparat keamanan yang berjaga,” tulis pihak Kemenlu dalam rilisnya kepada Sindonews.
Kemudian pada Minggu (9/6/2013), jumlah massa WNI datang lagi dan terkonsentrasi di sepanjang jalan hingga di depan pintu gerbang KJRI.
”Ketika pintu tersebut akan dibuka, sejumlah WNI dalam antrean tidak tertib dan berdesak-desakan yang mengakibatkan satu orang WNI tewas dan ratusan lainnya pingsan,” kata pihak Kemenlu.
Dengan situasi yang tidak kondusif itu, Kepala Polisi Keamanan Diplomatik dengan kekuatan personel sekitar 30 orang meminta pihak KJRI untuk tidak mengambil risiko dan menyarankan untuk tidak membuka pintu gerbang. Karena khawatir akan timbul korban lebih banyak lagi.
”Beberapa WNI mulai membakar barang-barang yang ada di sekitar pintu gerbang dan tembok pembatas, sehingga kobaran api dan kepulan asap membubung tinggi. Beberapa jam suasana mencekam, pintu gerbang yang terbuat dari besi kokoh hampir dapat ditembus, namun pihak keamanan dapat mengatasi situasi,” lanjut pihak Kemenlu.
Konfirmasi resmi KJRI di Jeddah itu disampaikan pihak Kemenlu lewat rilisnya, pada Senin (10/6/2013).
Insiden itu bermula saat lebih dari 12 ribu orang antre untuk minta dilayani petugas KJRI. Namun, pada hari itu, petugas yang ada hanya sanggup melayani sebanyak 5.931 orang hingga pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Petugas mengatakan, WNI yang belum terlayani bisa datang lagi ke KJRI pada hari berikutnya, Minggu (9/6/2013). Namun, sebagian massa merasa kecewa dan mulai melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji.
”Namun, situasi masih dapat dikendalikan oleh aparat keamanan yang berjaga,” tulis pihak Kemenlu dalam rilisnya kepada Sindonews.
Kemudian pada Minggu (9/6/2013), jumlah massa WNI datang lagi dan terkonsentrasi di sepanjang jalan hingga di depan pintu gerbang KJRI.
”Ketika pintu tersebut akan dibuka, sejumlah WNI dalam antrean tidak tertib dan berdesak-desakan yang mengakibatkan satu orang WNI tewas dan ratusan lainnya pingsan,” kata pihak Kemenlu.
Dengan situasi yang tidak kondusif itu, Kepala Polisi Keamanan Diplomatik dengan kekuatan personel sekitar 30 orang meminta pihak KJRI untuk tidak mengambil risiko dan menyarankan untuk tidak membuka pintu gerbang. Karena khawatir akan timbul korban lebih banyak lagi.
”Beberapa WNI mulai membakar barang-barang yang ada di sekitar pintu gerbang dan tembok pembatas, sehingga kobaran api dan kepulan asap membubung tinggi. Beberapa jam suasana mencekam, pintu gerbang yang terbuat dari besi kokoh hampir dapat ditembus, namun pihak keamanan dapat mengatasi situasi,” lanjut pihak Kemenlu.
(esn)