AS pantau sengketa di Laut China Selatan
A
A
A
Sindonews.com – Komandan tertinggi Amerika Serikat (AS) untuk wilayah Pasifik, Laksamana Samuel Locklear, yakin bahwa ASEAN dan China bisa bekerja di luar kode etik yang mengikat secara hukum di Laut Cina Selatan.
Berbicara di konferensi Asia Pasifik di Kuala Lumpur, Locklear mengatakan, AS menentang setiap gerakan untuk menguasai wilayah sengketa dengan kekerasan. “AS akan terus memantau situasi di Laut Cina Selatan, di mana terjadi tumpang tindih klaim yang telah menimbulkan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir,” jelasnya, Rabu (5/6/2013).
Menggambarkan situasi yang sangat kompleks, Locklear mendorong dialog antara ASEAN dan China untuk memunculkan kode etik yang mengikat secara hukum guna meminimalkan friksi di Laut Cina Selatan.
"AS dapat mendukung dialog dan dukungan institusi regional ASEAN untuk maju dan berdialog dengan China tentang perlunya kode etik dalam kepentingan terbaik mereka. AS tidak memihak, kami hanya berharap masalah teritorial untuk diselesaikan secara damai," lanjutnya, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Klaim China atas pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan telah menyebabkan konfrontasi dengan beberapa negara anggota ASEAN, seperti Filipina dan Vietnam. Selain itu, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga mengklaim pulau-pulau tersebut.
Berbicara di konferensi Asia Pasifik di Kuala Lumpur, Locklear mengatakan, AS menentang setiap gerakan untuk menguasai wilayah sengketa dengan kekerasan. “AS akan terus memantau situasi di Laut Cina Selatan, di mana terjadi tumpang tindih klaim yang telah menimbulkan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir,” jelasnya, Rabu (5/6/2013).
Menggambarkan situasi yang sangat kompleks, Locklear mendorong dialog antara ASEAN dan China untuk memunculkan kode etik yang mengikat secara hukum guna meminimalkan friksi di Laut Cina Selatan.
"AS dapat mendukung dialog dan dukungan institusi regional ASEAN untuk maju dan berdialog dengan China tentang perlunya kode etik dalam kepentingan terbaik mereka. AS tidak memihak, kami hanya berharap masalah teritorial untuk diselesaikan secara damai," lanjutnya, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Klaim China atas pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan telah menyebabkan konfrontasi dengan beberapa negara anggota ASEAN, seperti Filipina dan Vietnam. Selain itu, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga mengklaim pulau-pulau tersebut.
(esn)